Solo — Perempuan adalah agen perubahan sosial. Perubahan untuk menjadikan generasi penerusnya menjadi insan yang sungguh bermartabat sebagai manusia.
“Agen yang memberi warna dalam sebuah peradaban,” jelas Pakar Hukum Universitas Surakarta (UNSA) Dr Yovita A Mangesti SH MH yang juga aktivis perempuan kepada Timlo.net, terkait peringatan Hari Kartini tahun 2019, di Kampus UNSA Surakarta, Minggu (21/4) siang.
Yovita mengemukakan, peradaban akan menjadi peradaban yang manusiawi dan berkeadilan, jika perempuan di dalamnya mengusung jati diri sebagai manusia yang berjuang untuk kemanusiaan dan keadilan. Dalam diri seorang perempuan terdapat potensi luar biasa, karena perempuan dilahirkan sebagai makhluk sempurna bertubuh dan berjiwa.
Menurut dosen UNSA, tubuh instrumen bagi jiwa yang berakal untuk terus mengasah diri dan berkualitas. Seperti apa generasi penerus bangsa ini tergantung dari transformasi nilai, norma, dan keadaban yang dibawa oleh perempuan. Maka, membangun kesetaraan tidak karena sama, tapi justru karena berbeda dengan laki-lakilah, maka perempuan menjadi sama. Hukum memberikan hak konstitusional, melindungi perempuan dari ancaman apapun.
“Perempuan bergeraklah, bangun orientasi, raihlah visi, dan bawa generasi bangsa ini dengan lembutnya bahasamu, yang menjadikan setara dan bermartabat di tengah dinamika pergerakan zaman,” ujarnya.
Menurutnya, ruang domestik dalam rumah tangga adalah wahana perempuan untuk turut berperan, tetapi tidak menggantikan peran laki-laki. Suatu hal yang secara esensial angat berbeda antara turut berperan dengan menggantikan peran.
Perempuan adalah mitra, tak bisa disubtitusi, didominasi. Dalam hal kesehatannya, perempuan harus mengenali faal tubuhnya, dan menghargainya untuk tidak menjadi objek pemenuhan kebutuhan lahiriah laki-laki semata. karena secara biologis fungsi laki-laki dan perempuan tidak bisa saling dipertukarkan. Yang satu, bukan obyek bagi yang lainnya.
Di ruang politik, ada peluang besar kalangan perempuan Indonesia untuk berkarya dan duduk di bidang pemerintahan. Diantaranya Sri Mulyani Indarwati, Susi Pudjiastuti, Rini Soemarno, Tri Rismaharini, dan lain-lain.
Di ruang sosial, pendidikan, ekonomi dan budaya ada nama-nama Sulistyowati Irianto, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, Tian Belawati, Mira Lesmana, Anne Avanti, Moerjati Soedibyo, Catherine Hindra Sutjahyo, dan masih banyak lagi tokoh inspiratif bagi perempuan.
Seperti apa perempuan itu akan dihargai, disetarakan, tergantung pada bagaimana perempuan bisa menghargai dan menempatkan dirinya di ruang tempat ia mengambil peran di masyarakat.
Editor : Marhaendra Wijanarko