Timlo.net — Terjadi kericuhan warga dan petambang di Desa Salipolo, Kabupten Pinrang, Sulawesi Selatan. Polisi pun turun tangan. Bahkan Kapolsek Cempa, Pinrang, Sulsel, Iptu Akbar harus bersimpuh saat ricuh terjadi. Kapolsek memohon agar warga tidak menganiaya petambang yang sudah tersungkur di tanah. Aksi kapolsek ini kemudian viral di media sosial.
“Kapolsek ini kan (berpikir) jangan sampai timbul korban jiwa. Ini kan sudah luka ini yang penambang, tapi masyarakat juga ada luka,” ujar Kapolres Pinrang, AKBP Bambang Suharyono, Senin (11/11).
Kericuhan di lokasi tambang di Desa Salipoli terjadi pada Selasa (5/11). Warga setempat emosional saat pekerja tambang hendak beroperasi di Desa Salipolo.
“Itu rawan, sebelumnya kan ada konflik juga, karena masyarakat menolak aktivitas penambangan sehingga alat berat (tambang) ditarik. Tapi kemarin (pekerja tambang) turun lagi dengan menerjunkan alat berat lagi,” kata Bambang.
“Memang masyarakat di desa Salipolo mengangkat isu lingkungan sehingga menolak aktivitas tambang,” imbuhnya.
Menurut AKBP Bambang, sejumlah pihak sebenarnya sudah memediasi warga dengan pekerja tambang.
Kemudian disepakati rekomendasi agar tidak dilakukan aktivitas penambangan sampai ada keputusan mediasi. Namun kericuhan terjadi karena pekerja tambang kembali beraktivitas.
Sumber: DetikCom
Editor : Wahyu Wibowo