Boyolali — Berdasar data yang dilansir laman covid19.boyolali.go.id, hingga kini, di Kabupaten Boyolali tercatat 40 orang positif Covid-19, dengan rincian 20 masih dirawat, 18 sembuh, dan 2 meninggal dunia.
Sementara, Orang Dalam Pemantauan (ODP) aktif dalam pemantauan tercatat 30 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 44 orang masih dalam pengawasan aktif. Sedang Pelaku Perjalanan (PP) aktif tercatat sebanyak 378 orang, serta Orang Tanpa Gejala (OTG) ada 121 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Ratri S Survivalina, Kamis (11/6) merilis penambahan lima kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Lima orang tersebut berasal dari dua klaster, yakni Klaster Pasar Peterongan yang telah muncul kasusnya beberapa hari yang lalu, dan Klaster Jakarta.
“Tambahan kasus positif pada hari ini berasal dari dua klaster. Yang pertama masih dari Klaster Pasar Peterongan Semarang sebanyak tiga orang yang juga merupakan hasil pemeriksaan secara mandiri. Dan dari Klaster Jakarta dua orang,” ungkap wanita yang akrab disapa Lina ini –seperti dilansir laman boyolali.go.id (11/6).
Diterangkan lebih lanjut oleh Lina, ketiga positif pasien tersebut dengan register 036, 037 dan 038 berasal dari Kecamatan Karanggede dengan inisial NW (39), GY (59) dan HW (34). Terhadap kontak erat ketiga orang tersebut, pihaknya telah melakukan pelacakan dan segera menindaklanjuti dengan tindakan selanjutnya.
“Ketiganya merupakan satu keluarga dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit darurat Covid-19 Boyolali. Untuk mencari kontak eratnya sudah dilakukan tracing dan ditemukan kontak erat 10 orang dan akan dilakukan pengambilan swab untuk pemeriksaan PCR,” imbuh Lina.
Selanjutnya pasien 39 dan 040 berasal dari Kecamatan Ampel berinisial JM (50 tahun) dan SN (55 tahun) diyakini mendapat penularan dari aktivitasnya di Jakarta. Keduanya pulang ke Boyolali pada 4 Juni 2020 dalam keadaaan sakit ringan.
Selain pasien positif, dirilis juga seorang pasien 020 dari Kecamatan Sambi dan pasien 022 asal Kecamatan Ngemplak dengan inisial KG dinyatakan sembuh.
Editor : Marhaendra Wijanarko