Solo — Bank Indonesia (BI) memrediksi pada bulan Juni di Solo masih akan terjadi deflasi. Hal tersebut terjadi seiring dengan perubahan pola konsumsi di kalangan masyarakat selama pandemi Covid-19.
“Bulan Mei lalu Solo mengalami deflasi 0,20 persen. Ternyata itu tercatat sebagai deflasi tertinggi di Jateng,” ujar Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kantor Perwakilan Solo, Bimala, Selasa (16/6).
Menurutnya, deflasi yang terjadi pada bulan lalu salah satunya dipengaruhi oleh melimpahnya stok bawang putih yang sebelumnya sempat tertahan karena dihentikannya kran impor. Selain itu, juga dipicu melimpahnya telur ayam ras, cabai, dan minyak goreng.
Kepala BI Kantor Perwakilan Solo, Bambang Pramono membeberkan, meski memrediksikan kembali terjadi deflasi, pihaknya belum dapat memperkirakan angka deflasi pada Juni nanti berapa persen. Untuk pemicu deflasi diperkirakan dipengaruhi pada daging ayam ras dan angkutan udara.
“Soal penurunan daya beli masyarakat kami lihat tidak lepas dari lumpuhnya sebagian sektor usaha akibat pandemi Covid-19,” kata Bambang.
Penyebab lainnya, kata dia, banyaknya karyawan yang dirumahkan serta kena PHK yang berdampak ada penurunan daya beli masyarakat. Meski demikian, pihaknya berharap bantuan sosial (Bansos) yang disalurkan oleh pemerintah bisa menjadi pendorong daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi masih sesuai prediksi.