Solo- Agus Prayitno (35) dan istrinya Kecup Ani Noviyanti (36) serta tiga anaknya tidak pernah berfikir dapat tempat tinggal di bekas pabrik es batu di Jalan Prof Dr Soeharso, Jajar, Laweyan, Solo.
Namun, karena terdesak faktor ekonomi tidak mampu menyewa indekos atau rumah kontrakan, Agus bersama anak istrinya akhirnya menjadikan bekas pabrik es batu sebagai tempat tinggal. Ia sudah lima tahun tinggal di rumah tersebut yang terkenal angker atau sejak 2015.
Di bangunan dengan seluas 5×10 meter tersebut, tidak ada lampu, ruang tamu, ataupun dapur. Agus hanya membuat sekat untuk memisahkan dapur dengan tempat tidur. Sedangkan bagian belakang rumah kumuh itu terdapat lahan kosong yang digunakan mengumpulkan rongsokan.
“Pekerjaan sampingan saya mencari rongsokan. Pekerjaan utama menjadi pelayan di wedangan (angringan) di Solo dengan gaji Rp60.000 per hari,” ujar Agus, Kamis (18/6).
Ia memutuskan untuk tinggal di bangunan ini bersama dengan keluarganya karena sudah tidak bisa membayar indekos. Kali pertama tinggal disini ketiga anaknya masing-masing berusia delapan, lima dan 1,5 tahun kerap menemui hewan seperti tikus, tokek dan ular.
“Mahluk halus kalau malam hari juga kerap mengganggu dengan suara yang aneh seperti kuntil anak hingga suara anak-anak bermain,” tutur dia.
Untuk kebutuhan MCK, ia mengambil air dari lokasi lain yang jaraknya lumayan jauh. Sedangkan listrik mengunakan aki. Kalau hujan pun rumah bocor.
“Sebagai warga kurang mampu saya belum pernah dapat bantuan. Saya tetap bersyukur masih bekerja dan dapat tempat tinggal ala kadarnya,” tutur dia.
Ia menambahkan awalnya tinggal bersama orang tua di wilayah Kerten, Laweyan sebelum menikah. Karena sudah menikah dan punya anak, rumah orang tuanya itu sesak.
“Sewa indekos tidak mampu sampai akhirnya menjadikan bekas pabrik es batu yang kumuh ini sebagai tempat tinggal,” pungkasnya.