Solo – Pakar Seni Rupa Universitas Sebelas Maret (UNS), Ahmad Adib, membagikan tips membangun industri kreatif dalam webinar dengan tema Peluang dan Tantangan Startup Inovatif Perguruan Tinggi. Webinar ini juga menghadirkan pakar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
“Potensi besar dan beragam sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia merupakan peluang besar yang tidak dimiliki oleh negara lain. Kekayaan alam suku, budaya, bahasa, sumber daya manusia dan lain sebagainya merupakan kunci utama,” jelasnya, di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, Surakarta, Rabu (24/6).
Ahmad Adib yang juga dosen FSRD UNS menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai modal dalam mengembangkan startup termasuk industri kreatif di dalamnya.
Lebih lanjut Adib mengemukakan, dalam membangun sebuah usaha baru tentu diperlukan perancanaan atau by design yang matang. Salah satunya melalui business plan.
“Perencanaan ini cukup banyak, salah satu yang sangat penting, kita harus tau konsumen (bagian dari masyarakat dan pasar yang diprediksi memiliki daya beli) dari produk atau jasa,” jelasnya.
Adib menandaskan, pelaku usaha baru harus memahami betul perkembangan dan perubahan pola perilaku konsumen sehingga produk yang ditawarkan tidak hanya sesuai dengan keinginan pelaku usaha saja.
“Masalah produk atau usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan minat kita tidak jadi masalah, yang penting produk kita dibutuhkan konsumen. Dalam hal ini kolaborasi dari berbagai bidang sangat diperlukan, agar saling melengkapi. Semakin berani kerja sama dengan berbagai bidang yang relevan semakin baik. Jadi idealnya yang paling awal harus dimiliki adalah mindset jadi pengusaha, kemampuan manajerial sampai dengan Marcom,” tambahnya.
Pendiri Lestude Creative Startup Center yang bergerak di lebih sepuluh usaha ini juga menyampaikan penting dan strategisnya prospek industri kreatif.
“Industri kreatif memiliki dampak sosial-ekonomi, salah satunya menciptakan lapangan pekerjaan, di mana saat ini semakin besar jumlah pengangguran dan sangat kecilnya lowongan kerja,” paparnya.
Editor : Dhefi Nugroho