Jakarta – Persaingan industri laptop di dalam negeri memang cenderung kalah jika dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan dari negara lain, karena kelangkaan indsutri tersebut membuat Indonesia harus rela dibanjiri oleh produk-produk impor. Dari tahun ke tahun nilai impor laptop terus mengalami peningkatan sejak November 2009 lalu.
Nila impor tahun ini saja mencapai 461 juta USD dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 353,4 Juta USD. Dari total nilai impor tersebut 90,4 persen dikuasai oleh laptop Cina kemudian disusul Singapura, Malaysia, Jepang dan Hongkong serta sisanya dari negara lain. Kenaikan impor ini dipicu dari melonjaknya kebutuhan laptop di dalam negeri yang setiap tahunnya naik sekitar 30-40 persen.
Seperti dikutip dari kompas.com, Wakil Ketua Umum Bidang Produksi Dalam negeri Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Junaedi mengakui industri dalam negeri tak berdaya membendung laju impor laptop karena belum memproduksi laptop sendiri. Maklum, hingga kini kita belum punya industri pendukung seperti semi conductor, chip, microprocessor dan integrited circuit. Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Industri Telematika Kementerian Perindustrian Ramon Bangun, “Industri semi konduktor dan integrited circuit tidak ada di Indonesia. Padahal itulah induk dari industri laptop maupun ponsel,” kata Ramon.
Apkomindo sendiri bakal meramalkan tahun ini akan mengalami peningkatan lebih tinggi ketimbang tahun lalu, sebab penjualan laptop saat ini saja diperkirakan akan naik 40 persen dari tahun lalu, karena kenaikan penjualan laptop ini terjadi seiring adanya penurunan harga laptop dari tahun ke tahun.
(Diolah dari kompas.com)