Solo-Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat pada bulan Juni Solo mengalami inflasi sebesar 0,29 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 103,82. Padahal, sebelumnya pada bulan April dan Mei, Solo mengalami deflasi.
“Selama dua bulan berturut-turut (April dan Mei) Solo sempat mengalami deflasi akibat terjadinya penurunan harga sejumlah komoditas pokok. Pada bulan Juni ini terjadi inflasi,” ujar Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, Kamis (2/7).
Inflasi selama Juni, kata Totok, terjadi akibat adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran tercatat mengalami kenaikan indeks harga diantaramya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 0,41 persen.
“Kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik 0,10 persen. Kami juga melihat kelompok kesehatan juga naik 0,07 persen, dan kelompok transportasi naik 0,06 persen,” papar dia.
Menurutnya, kelompok komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan terhadap inflasi, diantaranya telur ayam ras, daging ayam, dan bawang merah. Kemudian komoditas mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya inflasi, yakni bawang putih, tarif angkutan udara, gula pasir, cabai merah, dan cabai rawit.
“Kami dapat laporan dari BPS Jateng hampir semua 35 kabupaten/kota di Jeteng mengalami inflasi pada Juni,” kata dia.
Ia menambahkan Iinflasi tertinggi di Jateng terjadi di Kota Tegal sebesar 0,42 persen, Kota Purwokerto sebesar 0,40 persen, Kota Solo sebesar 0,29 persen, Kota Cilacap sebesar 0,28 persen, Kota Semarang sebesar 0,16 persen, dan Kota Kudus 0,09 persen.