Wonogiri – Penyaluran bantuan sosial pangan (BSP) kabupaten tahap pertama di Wonogiri mengalami kendala. Ada dua hal yang jadi sorotan. Yakni, ada beberapa daerah yang berada pada area blank spot sinyal internet dan banyak warga yang belum memiliki e-KTP.
“Program Sapu Jagad atau BSP kabupaten ini diperuntukkan masyarakat yang tercecer atau yang belum terkaver BST/BSP Propinsi ataupun BLT DD,” ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri Kurnia Listyarini usai sidak penyaluran BSP Kabupaten dikantor Desa Ngadirojo Lor Kecamatan Ngadirojo, Jumat (3/7).
Penyaluran BSP tahap pertama tersebut dilakukan secara serentak mulai 3 Juli-5 Juli. Dalam program ini, Pemkab Wonogiri telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp33 miliar untuk mengkaver 54.587 KPM di 25 kecamatan.
“Berbeda, kalau BST dan BSP yang sumber dananya dari provinsi mitra yang digandeng ada tiga yaitu Bank penyalur, BumDes dan Kantor Pos dalam penyalurannya. Tapi, BSP Kabupaten ini cukup menggandeng satu mitra yakni e-Warung,” paparnya.
Kepala Dinsos Wonogiri ini menyatakan bahwa e-Warung yang ditunjuk sudah mempunyai reputasi baik. Terbukti dan terpercaya membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan pangan sebelumnya, seperti bantuan pangan langsung tunai (BPNT). Dalam penyaluran bantuan itu, ada 304 e-warung yang digandeng.
Diakui, dalam proses penyaluran BSP ini terdapat sejumlah kendala pada jaringan internet. Sebab, data masing-masing KPM otomatis sudah terkoneksi dengan aplikasi bank.
Kemudian, kendala kedua yang ditemui yaitu adalah ketidaksesuaian antara NIK penerima bantuan dengan NIK saat pengajuan. Hal ini menurut dia terjadi lantaran calon penerima bantuan banyak yang belum memiliki KTP elektronik.
“Ternyata banyak warga yang belum punya e-KTP. Tapi, kami sudah koordinasi dengan pihak bank.
Data penerima akan kita serahkan ke bank dengan bukti keterangan dari pemerintah desa. Jadi, harapannya mereka tetap bisa membawa pulang bantuan pangan tersebut,” sebutnya.
Namun, secara rinci Dinas Sosial Wonogiri belum bisa memberikan data berapa lokasi atau e-warung dalam proses penyaluran BSP kabupaten tersebut mengalami kendala pada jaringan internet.
“Secara terperinci kami belum bisa menyajikan datanya, karena proses penyaluran sampai hari Minggu mendatang. Tapi, rata-rata setiap kecamatan ada dan bahkan di Kecamatan Puhpelem belum bisa semua, karena kesulitan sinyal internet. Maka untuk proses penyaluran BSP itu dialihkan di kantor desa. Karena di kantor desa sudah ada jaringan internet (wi-fi) yang cukup memadai,” bebernya.
Camat Ngadirojo Agus Hendradi menambahkan, setidaknya di Ngadirojo terdapat tiga e-warung yang terkendala jaringan internet. Diantaranya e-warung Desa Ngadirojo Lor, Gedong dan Pondok. Akhirnya, proses penyaluran bantuan pangan sapu jagat itu dialihkan di kantor desa masing-masing. Dimana, di kantor desa itu sudah memiliki fasilitas jaringan internet atau wi-fi.
“BSP Kabupaten ini mengkaver warga kami sekitar 2498 KPM,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho