Solo — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mendesak Pemerintah Pusat segera mencairkan insentif untuk tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Pasalnya, dari empat belas rumah sakit rujukan Covid-19 di Solo, baru satu rumah sakit yang menerima.
“Kemarin sore saya baru dapat kabar satu rumah sakit sudah cair,” kata Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, Jumat (3/7).
Total insentif yang diajukan mencapai lebih dari Rp 7 Miliar. Dari total angka terebut, Rp 3,95 M berasal dari tenaga medis di rumah sakit rujukan lini dua. Sisanya sebanyak Rp 3,1 M dari rumah sakit lini tiga.
“Yang lini satu bukan kita yang mengajukan. Lini satu di Solo ini kan RSUD dr Moewardi, jadi dia langsung ke Provinsi,” katanya.
Menurut Ning, Pemkot Solo telah mengajukan syarat pengajuan insentif kepada Kementerian Kesehatan sejak pertengahan pertengahan Mei lalu. Namun hingga saat ini, pihaknya tak kunjung mendapat kepastian kapan insentif tersebut disalurkan.
“Kami paham, mungkin Kemenkes ingin membuat sistem yang adil buat semua pihak. Tapi kalau jadi lama begini pencairannya kita jadi repot,” kata Ning.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan mengenai insentif bagi tenaga medis yang melayani penanganan Covid-19, dokter spesialis menerima maksimal Rp 15 Juta, dokter umum dan dokter gigi Rp 10 juta, bidan dan perawat Rp 7,5 juta, serta tenaga medis lainnya Rp 5 juta. Namun menurut Sekretaris DKK Solo, Setyowati, nyaris tak ada tenaga medis yang mencapai angka maksimal tersebut.
“Perhitungannya kan berdasarkan jumlah pasien dan berapa kali dia piket. Padahal dokter piket di rumah sakit itu maksimal 22 hari. Jadi hampir tidak mungkin bisa maksimal,” kata dia.
Editor : Wahyu Wibowo