Solo — Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tidak menganggapi pertanyaan awak media mengenai insentif Covid-19 untuk tenaga medis. Ia terus berjalan menuju mobilnya usai memberi keterangan mengenai wacana menjadikan RSUD Bung Karno sebagai pusat pengobatan tradisional, Jumat (3/7).
“Itu dulu saja,” kata dia saat dikejar wartawan.
Pertanyaan serupa juga disampaikan wartawan saat Terawan menyerahkan santunan bagi perawat yang gugur karena menangani pasien Covid-19 di RS dr Oen, Solobaru, Sukoharjo. Namun lagi-lagi, pertanyaan itu diabaikan Terawan.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengeluhkan lambatnya penyaluran insentif bagi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Baru satu dari 14 rumah sakit rujukan Covid-19 yang dipastikan sudah menerima insentif tersebut.
“Kemarin sore saya baru dapat kabar satu rumah sakit sudah cair,” kata Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih.
Total insentif yang diajukan mencapai lebih dari Rp 7 Miliar. Dari total angka terebut, Rp 3,95 M berasal dari tenaga medis di rumah sakit rujukan lini dua. Sisanya sebanyak Rp 3,1 M dari rumah sakit lini tiga.
“Yang lini satu bukan kita yang mengajukan. Lini satu di Solo ini kan RSUD dr Moewardi, jadi dia langsung ke Provinsi,” katanya.
Menurut Ning, Pemkot Solo telah mengajukan syarat pengajuan insentif kepada Kementerian Kesehatan sejak pertengahan pertengahan Mei lalu. Namun hingga saat ini, pihaknya tak kunjung mendapat kepastian kapan insentif tersebut disalurkan.
“Kami paham, mungkin Kemenkes ingin membuat sistem yang adil buat semua pihak. Tapi kalau jadi lama begini pencairannya kita jadi repot,” kata Ning.
Editor : Wahyu Wibowo