Wonogiri – Salah satu korban penipuan aplikasi percakapan yang mencatut nama salah satu pejabat di lingkungan Pemkab Wonogiri, Sugiyanto bicara blak-blakan. warga Desa Sendang Kecamatan Wonogiri ini mengaku sempat terkecoh dengan kata-kata penipu dan bahkan nyaris merugi jutaan rupiah.
“Iya, wong awalnya saya itu dihubungi lewat WA. Lalu dia minta izin saya untuk berkomunikasi lewat telepon. Karena saya juga sering ketemu dan sudah akrab dengannya saya persilakan,” ungkap Sugiyanto saat dikonfirmasi Timlo.net, Sabtu (4/7).
Sugiyanto menjelaskan bahwa dirinya sempat terkecoh dengan pelaku ketika dirinya bercakap-cakap melalui telepon. Di dalam pembicaraan itu menyinggung masalah bantuan sosial.
“Awalnya, dia itu bilang kalau Pak Camat Wonogiri itu punya teman yang juga camat di Surakarta. Nah, intinya temannya punya rekan yang ingin menyumbang uang untuk kegiatan sosial melalui rekening pribadi bukan yayasan. Jumlahnya sekitar Rp 8 juta,” ceritanya.
Ketika itu kata Sugiyanto dibenaknya sempat timbul pertanyaaan. Namun, karena tujuannya untuk kegiatan sosial, dirinya menepis rasa curiga tersebut. Obrolan itu kemudian menjadi panjang, si penipu juga sempat membicarakan sebuah nama yayasan di Solo yang kerap ia sumbang. Hingga puncaknya si penipu meminta agar dirinya mengirimkan nomor rekening bank.
“Pertama dia nanya nomor rekening bank, terus saya bilang kalau saya ada rekening BRI. Tapi, si penipu itu menolak. Lalu, saya kirimlah rekening bank BNI, sebenarnya ada juga rekening BCA,” jelasnya.
Selang beberapa saat kemudian kata Sugiyanto orang tersebut menerima nomor rekening yang dia kirim. Sejurus kemudian dia mendapat kiriman foto selembar kertas bukti transfer berhasil.
Dalam bukti transfer yang dikirim, tertulis bahwa uang Rp 8 Juta itu telah masuk ke rekening bank. Karena ,nomor rekening BNI miliknya tidak terkoneksi dengan sistem sms banking, maka dirinya tidak bisa mengetahui masuk dan tidaknya uang tersebut.
Mendapati hal itu, Sugiyanto berencana menuju ATM yang jarak dari desanya cukup jauh, sekitar enam kilometer lebih.
“Dia lalu telepon saya lagi. Dia bilang agar uang yang ditransfer sebanyak Rp 8 juta itu beberapanya ditransfer ke rekening yayasan di Solo. Katanya ngga enak, wong perantaranya dari pejabat di Solo. Awalnya sih seikhlasnya saja, lalu nyebut nominal Rp 3 juta,” terangnya.
Untung saja imbuh dia, aksi penipuan itu tidak merugikan dirinya. Sebab, pada saat hendak mentransfer via rekening BNI, dirinya tak sadar jika saldo di rekening itu tidak mencukupi.
Di saldo atm BNI miliknya hanya tersisa uang Rp 2 juta. Sementara, baru saja dirinya mendapat kiriman Rp 8 juta. Karena merasa janggal, ia mengontak si pelaku dan dijawab agar menunggu tiga jam, uang itu baru bisa masuk ke rekeningnya.
“Saya mulai curiga, kemudian saya pergi ke Polres Wonogiri dan bahkan ketemu Pak Camat Joko Purwidiyatmo langsung menceritakan kronologi kejadian ini. Karena kalau ini aksi penipuan sampai memakan korban kan efeknya kurang baik, apalagi mencatutut nama pejabat. Jujur saja mas, kalau pelaku pada saat saya tawari rekening BRI itu mau menerima, pastinya saya tertipu dan rugi. Sebab, di rekening tabungan itu saldo yang mengendap cukup banyak,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho