Wonogiri – Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengklaim tetap konsisten dengan apa yang telah menjadi pernyataannya beberapa waktu lalu. Dia menyatakan akan mengundurkan diri jika Pilkada tetap digelar 9 Desember.
“Tapi harus dilihat dulu momennya. Statmen yang saya ucapkan itu berada di dalam internal forum pemerintahan. Apa tujuannya? Itu untuk membangun optimisme, membangun semangat kebersamaan OPD dalam rangka sudah dibentuknya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Wonogiri. Adanya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) harus dilakukan relokasi anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19. Maka perlu dirigen,agar semua OPD memiliki daya dorong yang kuat dan agar semuanya lebih fokus,” ungkap Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Senin (6/7).
Menurut dia, gebrakan yang ia lakukan bukanlah sebuah pencitraan semata. Namun justru dengan semangat baru itu mengajak seluruh OPD untuk fokus terhadap pandemi di wilayahnya secara khusus. Secara jujur, ia mengaku tak nyaman ketika Pilkada tetap digelar 9 Desember mendatang.
Saat ditanya apakah dirinya akan konsisten dengan statemen terkait pengunduran dirinya, Bupati Joko Sutopo menyebut bahwa konsisten dan tidak konsisten harus ada alat ukurnya.
“Alat ukurnya apa, Kalau saya sebagai bupati menyampaikan statemen itu, yang bertujuan untuk membangun optimisme secara etik disalahkan atau tidak? Secara tujuan dibenarkan tidak? Faktanya kita dapat Rp 110 miliar dari refocusing,” paparnya.
Dia menuturkan, indikator konsisten atau tidak konsistennya dia terhadap pernyataan tersebut indokatornya harus disepakati terlebih dahulu. Menurut dia, yang dimaksudkan tidak konsisten semisal dia saat ini masih menjabat sebagai Anggota DPR RI namun mengundurkan diri untuk memburu jabatan baru, hal itu yang menurutnya tidak konsisten.
“Orang menikah saja, konsisten tidak dengan sumpah kesetiaannya? Kan dalam sumpah itu dituntut konsistensi terhadap sikap dan tindakannya, yang namanya ingkar berarti tidak konsisten,” kata dia.
Dikatakan, saat seseorang memiliki jabatan publik yang sudah diambil sumpah jabatannya dan jabatan tersebut tidak diselenggarakan secara periodesasi dengan baik maka hal itulah yang dinamakan tidak konsisten terhadap sumpah janji jabatannya.
“Saya akan tetap melangkah, karena tidak ada etika jabatan yang saya langgar. Agar tidak menimbulkan interpretasi di masyarakat maka akan saya selesaikan dengan sikap. Sikap saya apa? saya akan konsultasikan dengan DPP,” ujarnya.
Bupati Wonogiri mengatakan dalam pekan ini dirinya akan langsung menemui jajaran DPP PDIP di Jakarta. Dia akan mengkonsultasikan pernyataan yang pernah diucapkannya. Selanjutnya dirinya akan menunggu keputusan DPP PDIP.
“Pada tataran konsultasi itu nanti akan sampaikan alasan-alasan saya. Saya menyampaikan seperti ini saya harus mempertanggungjawabkannya untuk menjaga integritas pribadi dan partai. Petunjuk dari DPP apa nanti, akan disampaikan juga alasannya kenapa saya menyampaikan statemen seperti itu,” bebernya.
Namun, saat dikonfirmasi apakah ketika nanti DPP PDIP tak merespon pengunduran dirinya tapi justru malah merekomendasikan agar dirinya mencalonkan diri kembali, Joko Sutopo mengaku sebagai petugas partai akan siap mengikuti keputusan partai.
“Saya ini petugas partai, disuruh ke utara ya ke utara, disuruh ke selatan ya ke selatan. Disuruh berhenti ya berhenti, namanya juga petugas,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho