Karanganyar – Para kandidat Putra Putri Lawu 2020 dituntut menguasai teknologi informasi dan kemampuan mengedukasi tatanan normal baru di bidang pariwisata. Mereka diandalkan menjadi agen perbaikan perilaku hidup sehat dan bersih.
“Mereka harus menjadi contoh edukatif dalam new normal. Itu kita tekankan untuk kriteria dan pemikiran berbeda para peserta. Situasi sekarang berbeda dengan tahun sebelumnya. Kita tekanan juga apa perbedaannya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Karanganyar, Titis Sri Jawot, Selasa (7/7).
Para peserta ajang pemilihan Putra Putri Lawu itu menjalani masa pembekalan hingga seleksi tertulis dan wawancara selama dua hari mulai Senin (6/7) di aula Terminal mBangun Makutarama Karangpandan. Sebanyak 35 peserta mengikutinya.
Diakuinya, jumlah peserta pada tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu yang hampir 100 orang. Namun demikian, ia berharap para peserta tersebut memiliki kualitas lebih baik. Terlebih, mereka berkeinginan kuat menjadi duta wisata Kabupaten Karanganyar meski di masa pandemi Covid-19.
Dalam penjaringannya, Disparpora membuka pendaftaran secara daring. Jumlah pendaftar saat ini, menurutnya, sudah memenuhi kuorum dengan perbandingan pria dan wanita 60:40. Pasangan Putra Putri Lawu sangat dinanti pesonanya dalam menawarkan pariwisata Kabupaten Karanganyar dengan tatanan normal baru.
Termasuk memberi pemahaman pentingnya penerapan protokol kesehatan tanpa mengurangi keasyikan menyelami objek wisata di Karanganyar.
“Sosialisasi secara digital menjadi penting. Itu yang akan digarap secara sistematis dan menarik dengan ikon Putra Putri Lawu,” katanya. Rencananya, final pemilihan dihelat di Museum Atsiri pada 17 Juli mendatang.