Wonogiri- Terkait kisruh pembangunan makam Mbah Jonambang pemerintah desa Watuagung, Baturetno dinilai kecolongan. Menariknya lagi, dari proses awal hingga akhir pembangunan pemerintah setempat mengaku tidak mengetahui seperti apa bentuk makam Mbah Jonambang yang disusun terbalik dari bentuk asalnya.
“Kok bisa sampai warga dan pemerintah desa setempat tidak tahu adanya proses pembangunan makam. Padahal,lokasi yang dibangun ada di desa itu,” ujar Fitriana warga Kecamatan Baturetno saat dikonfirmasi media ini, Jumat(9/7).
Menurut dia, mustahil adanya suatu pembangunan ikon wisata yang kini bukan lagi milik warga desa setempat saja tapi sudah milik masyarakat Baturetno, warga sekitar dan perangkat desa sama sekali tidak mengetahui. Meski, dalam proses pembangunan tidak dilibatkan akan tetapi setidak mereka tahu progres pengerjaan bangunan secara kasat mata.
Kepala Desa Watuagung Tugimin mengaku belum membuktikan sendiri dengan mata kepalanya wujud makam Mbah Jonambang yang di balik susunannya. Dia menyatakan belum meninjau lokasi tersebut dan hanya sebatas mendapat kabar.
Tugimin mengatakan,sebelum dibangun memang sempat terjadi pertemuan dengan warga, karangtaruna dan Polsek, kala itu rencananya di sekitar makam akan ditalut. Dalam pertemuan itu, warga juga meminta agar lokasi makam yang terdapat batu-batu kuno tidak disentuh,agar tetap asli.
“Nah, kesepakatannya itu boleh dibangun tapi bangunan makam tidak boleh diubah. Kalau atasnya diberi cungkup ndak apa-apa. Tapi,waktu itu orang-orang yang berniat membangun makam tidak datang, bahkan ditunggu-tunggu sampai malam, katanya baru ketemuan dengan pejabat di Wonogiri,” kata Kades.
Kades Watuagung juga mengakui bahwa jauh hari sebelum proses pembangunan terjadi, dirinya sempat didatangi oknum P dan sejumlah rekannya. Meski bagi dirinya bukan ancaman, dan diartikan sebagai gertakan kelompok oknum itu ngotot menyatakan niat mereka untuk membangun makam.
“Sebagai orang tua itu saya anggap sebatas meden-medeni saja.Ya,memang sebenarnya kurang pas ketika kata-kata diucapkan kepada orang tua seperti saya,” tuturnya.
Dia mengaku sudah mendengar kabar jika banyak warga Baturetno yang menyesalkan adanya pembangunan makam itu. Bahkan, sampai beredar isu jika tempat itu (makam) dijadikan ajang praktik perdukunan oleh oknum yang disebut sebagai dalang di balik peristiwa ini. Ia menyatakan P merupakan warga kelahiran desa tersebut namun tidak tercatat sebagai penduduk setempat.Ia menyebut tidak mengetahui apabila P membuka praktik perdukunan di wilayahnya.Namun menurut cerita masyarakat P itu dikatakan sebagai orang pintar.
Ditambahkan, selama ini P mendiami area makam Mbah Jonambang. Dikabarkan,ditempat itu dia tinggal bersama seorang perempuan dan rekannya dari Jakarta, tapi statusnya apa dirinya tak mengetahui. Beberapa tahun lalu, P sempat ditegur polisi lantaran tinggal ditempat itu bersama seorang perempuan lalu dia pergi.
“Tadi saya sudah konsultasi dengan Pak Camat, nanti kita bersama dengan komunitas akan berembug, baiknya seperti apa. Soalnya saya sendiri baru dengar tadi pagi,” tandasnya.