Wonogiri – Sebuah komunitas yang beranggotakan pegiat lingkungan hidup dari tiga dusun di Desa Bulusulur Kecamatan Wonogiri melakukan aksi tebar benih ikan puluhan ribu ekor di aliran kali Ares. Hal itu dilakukan menyusul punahnya jenis ikan penghuni habitat asli sungai setempat akibat dimangsa sejenis ikan predator.
“Ini sebagai bentuk tanggung jawab moral kami. Hari ini kami menebar bibit ikan nila dan lele sebanyak 50 ribu ekor. Titik penebaran bibit ikan di kali Ares ini dimulai dari atas yakni kedung Tapen di Dusun Dungsono,” ujar pegiat lingkungan hidup asal Dusun Badran Desa Bulusulur Kecamatan Wonogiri Urin Tri Hartono, Minggu(12/7).
Dijelaskan, ikan predator tersebut oleh warga setempat kerap disebut ikan palung atau Hampala. Keberadaan ikan itu diklaim baru sekitar dua tahun belakangan. Ikan predator itu memangsa ikan-ikan kecil asli penghuni habitat aliran kali Ares tersebut. Kondisi ini membuat resah warga sekitar, terlebih yang kerap mencari ikan di aliran sungai itu.
“Ikan predator itu memakan ikan-ikan kecil di kali ini. Bahkan, udang pun sekarang sulit dijumpai, padahal dulu setiap musim penghujan dengan tangan kosong saja kita bisa dapat ikan. Istilahnya ‘gogoh’ dapat ikan banyak. Tapi sekarang mau cari wader cethul saja sulit sekali,” ujarnya.
Bahkan kata anggota dewan fraksi PDIP ini, sudah berulangkali warga tiga dusun, yakni Banaran, Kedungsono dan Geneng yang tergabung dalam komunitas pegiat lingkungan hidup tersebut menebar benih ikan nila namun habis dimangsa ikan predator tersebut.
“Memang pekan lalu, warga tiga dusun ini sepakat mambasmi ikan predator itu, dengan tujuan agar koloni ikan palung tidak berkembang biak. Sebab, kami tidak ingin ikan-ikan penghuni habitat sungai ini mengalami kepunahan,” tegasnya.
Warga Banaran, Suryono menambahkan, sejak kemunculan ikan predator dirinya mengaku kesulitan mencari ikan tawes di aliran kali Ares. Padahal kata dia sebelum adanya ikan palung, dengan mudah mendapatkan ikan untuk lauk keluarganya.
“Tak sampai satu jam dapat banyak, tanpa alat. Cukup ditangkap dengan tangan kosong saja. Tapi sekarang berendam seharian di kali tidak dapat ikan,” imbuhnya.
Kepala Desa Bulusulur Dwi Prasetyo mengapreasiasi kegiatan yang dilakukan kelompok pegiat lingkungan hidup tersebut. Bahkan pihaknya mendorong agar para pegiat kedepannya lebih proaktif dalam menjaga ekosistem lingkungan di desanya. Tak hanya menjaga kelestarian ikan, namun ia meminta agar komunitas ini juga menjaga kebersihan aliran kali agar bebas dari sampah.
Kepala Disnakperla Wonogiri Sutardi mengatakan penambahan biota air memiliki manfaat yang sangat baik. Ditambahkannya, semisal ikan bisa tumbuh besar, ikan bisa bermanfaat bagi masyarakat ketika ditangkap.
“Secara tidak langsung untuk mengetahui kualitas air, kalau tercemar ikan bisa langsung mati,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho