Solo — Puluhan pedagang oprokan Pasar Harjodaksino, Solo nekat tetap berjualan, meskipun ada satu pedagang meninggal dunia akibat positif Covid-19. Pedagang berpindah berjualan di sepanjang Jl Ir Soekarno, Desa Kwarasan, Grogol, Sukoharjo.
Pantaun Timlo.net, Selasa (14/7), pedagang oprokan yang sebagian besar warga Sukoharjo ini mulai membuka lapak berjualan di Jl Ir Soekarno sejak pukul 05.00 WIB.
Pedagang berjualan di sisi kanan jalan serta seberang jalan, tepat di kawasan patung Ir Soekarno. Banyaknya pembeli yang datang dengan memarkirkan kendaraan di sembarang tempat sehingga membuat arus lalu lintas di kawasan Tanjunganom, perbatasan Solo-Sukoharjo, tersendat.
“Kami bersama puluhan pedagang oprokan Pasar Harjodaksino kemarin rapat untuk mencari tempat berjualan sementara. Akhirnya memutuskan berjualan di kawasan Jl Ir Soekarno,” ujar Parjinah (51) pedagang sayuran kepada Timlo.net, Selasa (14/7).
Warga Desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo ini mengaku, sebagian besar pedagang oprokan yang berjualan di sepanjanjang Jl Ir Soekarno ini tercatat sebagai warga Sukoharjo serta sebagian kecil Solo. Ia mengaku nekat berjualan karena tidak punya penghasilan lain selain berjualan sayuran.
“Saya punya keluarga yang butuh makan setiap harinya. Suami bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Kalau diminta tidak berjualan selama tujuh hari tidak bisa,” kata dia.
Senada diungkapkan pedagang lainnya, Sutirman (44). Ia mengatakan, tidak ada pilihan lain bagi pedagang kecil untuk tetap berjualan setelah Pasar Harjodaksino ditutup.
“Di Pasar Harjodaksino saya biasanya berjualan Sembako di belakang pasar (Jl Dewi Sartika). Sementara ini berjualan di Jl Ir Soekarno,” ujarnya.
Ditambahkan, untuk berjualan di kawasan Kwarasan, pedagang tidak zin dari RT/RW atau desa serempat. Kalau nanti dibubarkan petugas ia hanya bisa pasrah.
Editor : Marhaendra Wijanarko