Wonogiri — Perubahan status dari perusahaan daerah (Perusda) menjadi perseroan daerah (Perseroda) sekaligus menempati gedung kantor baru, PT BPR Giri Sukadana Wonogiri mendapat sebuah tantangan berat. Sebab, bank plat merah ini ke depannya, PAD yang disetor ditargetkan naik menjadi 50 persen.
“Kalau di gedung lama bisa menyumbang deviden Rp 2 miliar, maka dengan menempati gedung baru, semangatnya juga harus baru, target setor PAD-nya ya harus naik 50 persen,” papar Bupati Wonogiri Joko Sutopo, usai tasyakuran pemanfaatan gedung baru PT BPR Giri Sukadana Wonogiri, Selasa (14/7).
Menurut dia, di tengah pandemi Covid-19 dibutuhkan inovasi, kreativitas, kerja nyata dan komprehensif dalam mengelola lembaga perbankkan.
Ia juga menyebut agar non performing loan (NPL) tidak terlalu tinggi dan kredit macet bisa dibenahi. Sehingga ke depannya bisa berkompetisi dengan bank lain.
“Sasaran nasabah setiap bank itu sudah jelas keberadaannya. Kalau BPR Giri Sukadana fokus pada UKM,” ujarnya.
Dikatakan, setelah berubah menjadi perseroan, potensi daerah bisa dioptimalkan. Sehingga BPR bisa memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Wonogiri.
Direktur utama PT BPR Bank Giri Sukadana Wonogiri, Suparmo mengatakan, setelah berubah menjadi perseroan daerah, kepemilikan BPR saat ini 99 persen milik pemerintah daerah dan satu persen milik PDAM Giri Tirta Sari Wonogiri.
Ia mengatakan, pendapatan bersih BPR pada 2019 sebesar Rp 2,8 miliar. Adapun pembangunan gedung kantor pusat BPR menghabiskan biaya sebesar Rp 1.487.270.000. Pelaksanaan pembangunan dari 6 Desember 2019 hingga 4 Mei 2020.
Editor : Marhaendra Wijanarko