Timlo.net--Saat ini, hampir semua hal dilakukan secara digital. Menggunakan pensil/ bolpoin dan menulis di kertas terasa kuno. Tapi sepertinya, kita tidak boleh meremehkan pensil dan kertas. Apalagi para peneliti mampu menciptakan peralatan wearable medis dengan dua alat itu.
Peneliti dari the University of Missouri menemukan jika pensil yang terbuat dari 90% grafit bisa menghantarkan energi dalam jumlah besar saat digunakan untuk menulis pada kertas.
Hal ini berarti grafit bisa digunakan sebagai elektroda sensis. Sedangkan kertas memiliki kemampuan fleksibel yang permanen, jadi bisa ditempelkan pada bagian tubuh manapun. Kertas juga mampu melipat dan melengkung sesuai bentuk tubuh dan kulit.
Ditambah dengan kemudahan memperoleh kertas dan pensil serta harga keduanya yang relatif murah. Selain itu, keduanya bisa diurai lebih cepat dibandingkan plastik. Mereka bisa digunakan dengan cepat untuk menciptakan sensor dan memberikan solusi pribadi yang cepat.
“Sebagai contohnya,ika seseorang memiliki masalah tidur, kami bisa menggambar sebuah perangkat biomedis yang bisa menolong memonitor tingkat tidur orang itu atau di kelas, seorang guru bisa berinteraksi dengan para murid dengan memakai perangkat wearable yang digunakan dari kertas dan pensil ke dalam mata pelajaran. Lebih jauh, pendekatan rendah biaya, mudah disesuaikan bisa mengizinkan peneliti melakukan penelitian di rumah, selama pandemi,” ujar Asisten Profesor di the College of Engineering, Zheng Yan dilansir dari Ubergizmo, Senin (13/7).
Editor : Ranu Ario