Klaten — Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi memimpin langsung acara tebar benih 40.000 ikan nila di kolam Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Senin (20/7). Kegiatan yang dibarengkan dengan pencanangan Kampung Siaga Candi itu dimaksudkan untuk penguatan program ketahanan pangan, terlebih di masa pandemi Covid-19 di wilayah Klaten.
“Adanya pandemi Covid-19 ini menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat. Oleh karena itu dengan penebaran bibit (ikan nila) ini diharap bisa mendukung ketahan pangan di desa ini,” ujar Kapolda Irjen Ahmad Luthfi.
Dilansir laman klatenkab.go.id, penaburan benih juga diikuti oleh Kapolres Klaten Edy Suranta, Pangdam IV/ Diponegoro diwakili Danrem 074/ Surakarta, Anggota Komisi III DPR Eva Yuliana serta Bupati Klaten Sri Mulyani.
Menurut Kapolda, di masa pandemi seperti ini usaha antisipasi kelangkaan pangan serta perlu dilakukan. Selain mendorong masyarakat agar terus produktif di tenggah pandemi Covid-19 agar ekonomi masyarakat terus kembali pulih.
“Kegiatan ini menjadi bukti implementasi peran TNI-Polri serta pemerintahan daerah dalam mendukung program ketahanan pangan di Kabupaten Klaten selama pandemi berlangsung,” jelas Irjen Ahmad Luthfi.
Sementara Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan, dipilihnya Desa Nglinggi sebagai pusat Kampung Siaga Candi dikarenakan desa ini telah memenuhi standar, patuh dalam menjalankan protokol kesehatan. Potensi kemandirian dalam produksi bidang pangan, oleh masyarakat Nglinggi sangat bagus untuk pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
“Desa Nglinggi dipilih (lokasi pencanangan) karena desa ini belum ditemukan kasus positif. Selain itu dari sisi ketahanan pangan, Desa Nglinggi juga menyimpan potensi yang baik untuk pemulihan ekonomi di saat Covid” kata Sri Mulyani.
Dalam kesempatan itu Bupati Sri Mulyani juga berpesan agar masyarakat selalu bekerja sama dan gotong-royong dalam mamajukan ketahan pangan di wilayah Kabupaten Klaten. Namun demikian, upaya itu tetap harus mengikuti protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid -19.
Editor : Marhaendra Wijanarko