Solo – Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) secara daring. Penandatangan MoU langsung dilakukan oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho dan Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal.
Prof. Jamal mengemukakan, lantaran masih dalam pandemi Covid-19, maka pelaksanaan MoU harus dilakukan secara daring.
“Meski secara fisik jauh, namun kita dekat di hati,” ungkapnya, Rabu (22/7).
Prof. Jamal berharap, melalui MoU ini hubungan antara UNS dengan Unsyiah dapat semakin baik utamanya dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT) yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Sebelumnya kan tidak ada ikatan, nah sekarang sudah ada ikatan MoU semoga bisa lebih erat lagi,” ungkap Prof. Jamal.
Dia mengemukakan, menunjuk pada ide besar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan Kampus Merdeka, sebagai PT harus terbuka dengan pihak manapun. Misalnya PT dengan PT, PT dengan birokrasi, PT dengan dunia usaha dan PT dengan dunia industri. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kualitas output PT.
“Semoga MoU kita ini tidak sekadar seremonial, namun bisa melahirkan hasil nyata. Ibarat sebuah perkawinan yang akan melahirkan generasi unggul. Semoga UNS bisa memberikan kontribusi untuk Unsyiah, begitu juga sebaliknya Unsyiah bisa memberikan kontribusi untuk UNS,” ujar Prof. Jamal.
Sementara itu, Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal menambahkan, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Unsyiah bisa bekerja sama dengan UNS.
“Semoga kedepan bisa saling tukar mahasiswa dan dosen. Bisa juga di era pandemi ini dosen UNS mengajar secara daring di Unsyiah begitu juga sebaliknya. Atau bisa juga melibatkan pelatihan untuk mahasiswa atau dosen Unsyiah,” ujar Prof. Samsul.
Prof. Samsul berharap ada kolaborasi riset antara Unsyiah dengan UNS.
“Terlebih untuk saat ini, publikasi Jurnal terikdeks Scopus UNS lebih tinggi dibanding Unsyiah, ijinkan kami bisa belajar supaya indeks Scopus kita bisa meningkat,” pungkasnya.
Editor : Dhefi Nugroho