Timlo.net — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh Kepala Desa (Kades) di Jateng mengantisipasi adanya pemudik pada libur Idul Adha mendatang. Kades diminta mencatat setiap pendatang yang masuk dan memastikan mereka menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo, usai memimpin rapat percepatan penanganan Covid-19, di Gedung A 2 kantor Pemprov Jateng, Semarang, Senin (27/7). Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada pemudik yang pulang kampung saat perayaan besar agama Islam itu.
“Iya tadi diingatkan soal antisipasi pemudik pada long weekend (libur panjang) besok. Karena juga bertepatan dengan Idul Adha. Maka saya minta seluruh Kades mengoptimalkan fungsi Jogo Tonggonya dengan mencatat semua yang datang agar mereka menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Kalau tidak, bisa bahaya,” kata Ganjar.
Dilansir laman humas.jatengprov.go.id, Ganjar mengatakan akan menggelar rapat khusus terkait hal ini pada Selasa (28/7). Rapat itu khusus membahas langkah apa yang akan dilakukan untuk mengontrol para pemudik.
“Kalau karantina kayaknya nggak mungkin, karena itu 14 hari. Saya meminta semua menjaga diri saja dengan protokol kesehatan yang ketat. Dan sebaiknya, kalau tidak penting tidak usah mudik,” imbaunya.
Ganjar juga mengimbau kepada masyarakat yang akan melaksanakan Salat Idul Adha serta penyembelihan hewan kurban. Semua daerah harus menaati protokol kesehatan apabila hendak melaksanakan ibadah itu.
“Termasuk nanti bagaimana cara salat Ied, pemotongan hewan kurban untuk menghindari kerumunan. Harapan saya, tolong semua dikelola dengan baik, dibatasi jumlahnya, jaraknya dijaga dan disiapkan tempat cuci tangan. Semua wajib pakai masker,” tegasnya.
Ganjar juga mengusulkan agar pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Hal itu penting untuk menghindari kerumunan di masjid-masjid atau tempat pemotongan lainnya.
“Kalau dari RPH kan lebih baik, keluar sudah dibeseki begitu, dan bisa langsung didistribusikan. Itu jauh lebih baik, mengurangi terjadinya kerumunan,” pungkasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko
