Jumat, Juni 9, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Sekilas Tentang Pura Mangkunegaran

by
30 Januari 2010 | 14:10
in Seni Budaya
Share on FacebookShare on Twitter

Solo – Pura Mangkunegaran adalah istana kecil atau jaman dahulu merupakan sebuah kadipaten tempat kediaman Sri Paduka Mangkunagara di Surakarta dan dibangun setelah tahun 1757 dengan mengikuti model keraton namun lebih kecil. Secara arsitektur bangunan ini memiliki ciri yang sama dengan keraton, yaitu pada Pamedan, Pendapa, Pringgitan Dalem, dan Keputren, yang seluruhnya dikelilingi oleh tembok yang kokoh.

Pura ini dibangun setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali pendirian Praja Mangkunegaran dan dua tahun setelah dilaksanakannya Perjanjian Giyanti yang isinya membagi pemerintahan Jawa menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta oleh VOC (Kumpeni) pada tahun 1755. Kerajaan Surakarta terpisah setelah Pangeran Samber nyawa atau  Raden Mas Said terus memberontak pada VOC (Kumpeni) dan mendirikan kerajaan sendiri tahun 1757. Raden Mas Said memakai gelar Mangkunegoro I membangun wilayah kekuasaannya di sebelah barat tepian Kali Pepe (Sungai Pepe) di pusat kota yang sekarang bernama Solo.

BacaJuga

Davinka, Gadis Cilik Berkebutuhan Khusus yang Antusias Ikuti Even Solo Menari

Jumenengan Mangkunegara X Digelar, Ajak Lestarikan Budaya Jawa

Mangkunegaran dan Pakualaman Jalin Kerjasama Pertukaran Budaya Kesenian Tari

Seperti bangunan utama di Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta, Pura Mangkunegaran mengalami beberapa perubahan selama puncak masa pemerintahan kolonial Belanda di Jawa Tengah. Perubahan ini tampak pada ciri dekorasi Eropa yang popular saat ini

Pura Mangkunegaran terbagi menjadi bagian-bagian. Setelah pintu gerbang utama akan tampak Pamedan, yaitu lapangan perlatihan prajurit pasukan Mangkunegaran. Bekas pusat pasukan kuda, gedung Kavaleri ada di sebelah timur pamedan. Pintu gerbang kedua menuju halaman dalam tempat tempat berdirinya Pendapa Agung yang berukuran 3.500 meter persegi. Pendapa yang dapat menampung lima sampai sepuluh ribu orang orang ini, selama bertahun-tahun dianggap pendapa yang terbesar di Indonesia. Tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo diambil dari pepohonan yang tumbuh di hutan Mangkunegaran di perbukitan Wonogiri yakni Alas Kredhawahana. Seluruh bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku. Di pendapa ini terdapat empat set gamelan, satu di gunakan secara rutin dan tiga lainnya digunakan hanya pada upacara khusus.

Warna kuning dan hijau yang mendominasi pendapa adalah warna pari anom (padi muda) warna khas keluarga Mangkunegaran. Hiasan langit-langit pendopo yang berwarna terang melambangkan astrologi Hindu-Jawa dan dari langit-langit ini tergantung deretan lampu gantung antik. Pada mulanya orang-orang yang hadir di pendapa duduk bersila di lantai, kursi baru diperkenalkan pada akhir abad ke-19 waktu pemerintahan Mangkunagara VI.

Tempat di belakang pendapa terdapat sebuah beranda terbuka, yang bernama Pringgitan, yang mempunyai tangga menuju Dalem Ageng, sebuah ruangan seluas 1.000 meter persegi, yang secara tradisional merupakan ruang tidur pengantin kerajaan, sekarang berfungsi sebagai museum. Selain memamerkan petanen (tempat persemayaman Dewi Sri) yang berlapiskan tenunan sutera, yang menjadi pusat perhatian pengunjung, museum ini juga memamerkan perhiasan, senjata-senjata, pakaian-pakaian, medali-medali, perlengkapan wayang, uang logam, gambar raja-raja Mangkunegaran dan benda-benda seni.

Di bagian tengah Pura Mangkunegaran di belakang Dalem Ageng, terdapat tempat kediaman keluarga Mangkunegaran. Tempat ini, yang masih memiliki suasana tenang bagaikan di rumah pedesaan milik para bangsawan, sekarang digunakan oleh para keluarga keturunan raja. Taman di bagian dalam yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbunga dan semak-semak hias, juga merupakan cagar alam dengan sangkar berisi burung berkicau, patung-patung klasik model Eropa, serta kupu-kupu yang berwarna-warni dengan air pancur yang bergerak-gerak dibawah sinar matahari.

Menghadap ke taman terbuka, adalah Beranda Dalem, yang bersudut delapan, dimana terdapat tempat lilin dan perabotan Eropa yang indah. Kaca-kaca berbingkai emas terpasang berjejer di dinding. Dari beranda menuju ke dalam tampak ruang makan dengan jendela kaca berwarna gambar yang berisi pemandangan di Jawa, ruang ganti dan rias para putri raja, serta kamar mandi yang indah. Sisa peninggalan yang masih tampak jelas pada saat ini adalah perpustakaan yang didirikan pada tahun 1867 oleh Mangkunagara IV.

Perpustakaan tersebut terletak dilantai dua, diatas Kantor Dinas Urusan Istana di sebelah kiri Pamedan. Perpustakaan yang daun jendela kayunya dibuka lebar-lebar agar sinar matahari dapat masuk, sampai sekarang masih digunakan oleh para sejarahwan dan pelajar. Mereka dapat menemukan manuskrip yang bersampul kulit, buku-buku berbagai bahasa terutama bahasa Jawa, banyak koleksi-koleksi foto yang bersejarah dan data-data mengenai perkebunan dan kepemilikan Pura Mangkunegaran yang lain.

(Sumber: Diolah dari beberapa sumber)

Tags: Pura Mangkunegaranraden mas saidSurakarta

Previous Post

PK IGTKI PGRI Surakarta Adakan Apresiasi Seni di THR Sriwedari

Next Post

Telepon Umum Koin, Riwayatmu Kini

Berita Terkait

Davinka, Gadis Cilik Berkebutuhan Khusus yang Antusias Ikuti Even Solo Menari

Davinka, Gadis Cilik Berkebutuhan Khusus yang Antusias Ikuti Even Solo Menari

28 April 2023
Jumenengan Mangkunegara X Digelar, Ajak Lestarikan Budaya Jawa

Jumenengan Mangkunegara X Digelar, Ajak Lestarikan Budaya Jawa

1 Maret 2023

Mangkunegaran dan Pakualaman Jalin Kerjasama Pertukaran Budaya Kesenian Tari

26 Februari 2023

Pengunjung Masjid Raya Zayed Disediakan Shuttle Bus, Naik Bayar Rp 4.000

24 Februari 2023

Jumenengan Mangkunegoro X Diadakan 1 Maret, Simak Rangkaian Acaranya

23 Februari 2023

RAN, Marion Jola dan Vina Panduwinata Bakal Meriahkan Festival Musik dan Kuliner Laras Hati Mangkunegaran

21 Februari 2023
Next Post

Telepon Umum Koin, Riwayatmu Kini

Terkini

Debut Bersama Skuat Garuda, Rafael Struick Belum Terbiasa Cuaca Panas di Surabaya

Debut Bersama Skuat Garuda, Rafael Struick Belum Terbiasa Cuaca Panas di Surabaya

9 Juni 2023
Kemenkumham: Negara Hadir Beri Solusi di MPP

Kemenkumham: Negara Hadir Beri Solusi di MPP

9 Juni 2023

Lahan Sumbangan untuk Jalan Tembus, Warga Dukuh Kerjo Akhirnya Menikmati Jalan Layak

9 Juni 2023

Mobil Pikap Terbakar, Api Berasal dari Bensin yang Tumpah

9 Juni 2023

Kontingen Tapak Suci UMS Sabet Empat Emas, 2nd Magelang Championship 2023

9 Juni 2023
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved