Karanganyar — Pemerintah belum terlihat serius menunjang pertanian organik. Metode pertanian itu seakan sekadar opsi dari petani yang ingin menjaring konsumen di pasar segmen pangan khusus. Padahal produk pangan organik seharusnya ditawarkan ke semua kalangan tanpa terkecuali untuk meningkatkan kualitas asupan nutrisinya.
“Ketika pemerintah mengurangi subsidi pupuk kimia. Seharusnya dana yang terkumpul dialokasikan pula ke pengembangan pertanian organik. Misalnya pelatihan pembuatan pupuk maupun stimulan-stimulan,” kata Anggota Komisi IV DPR Hamid Noor Yasin kepada wartawan usai menghadiri panen padi organik di Dusun Sawahan Desa/Kecamatan Jaten, Senin (3/8).
Hamid menyebut bahwa bentuk pengalihan subsidi pupuk yang sudah dilakukan pemerintah, belum bisa maksimal akibat refocusing anggaran Covid-19. Pemerintah akan lebih leluasa menata anggarannya pada tahun depan. Ia juga mengkritisi pendataan pemerintah terhadap penerima bantuan pertanian. Menurutnya, terjadi selisih data dari Kemendag dengan Kementan.
Hamid Noor Yasin sangat mensupport program yang dilaksanakan oleh BUMDes Jaten Bermartabat di Desa Jaten. Ia mengungkapkan bahwa keunggulan pertanian organik sangat luar biasa dan bisa dirasakan manfaatnya baik itu nutrisi maupun kandungan protein didalamnya. Selain itu juga mampu mengembalikan kesuburan tanah secara alamiah sehingga termasuk salah satu upaya pelestarian alam.
“Dengan dipelopori BUMDes Jaten Bermartabat energi ini bisa menular ke kelompok-kelompok tani yang lain sehingga tanah menjadi lebih subur panen kita bisa lebih maksimal dan bagus,” tandasnya.
Editor : Wahyu Wibowo