Solo — Sektor industri mebel dan kerajinan dianggap mempunyai peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan dari data Kementerian Perindustrian hingga Oktober 2018, sektor tersebut tercatat masuk dalam tujuh sektor industri yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa tahun belakangan ini bisa dibilang cukup baik, hingga mencatatkan pertumbuhan 5,17 persen pada triwulan III tahun ini, ” kata Direktur lKM Pangan Barang dari Kayu dan Furnitur Kemenperin, Sri Yusnianti kepada wartawan, Rabu (28/11).
Kondisi itu, menurutnya karena tidak terlepas dari kontribusi pertumbuhan sektor industri pengolahan (non migas) yang juga merangkak naik. Bahkan tercatat, pertumbuhannya mencapai angka 5,01 persen. Sedangkan nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2018 tercatat sebesar US$ 11,59 miliar, naik sebesar 6,40 persen dibanding September yang mencapai US$ 10,89 miliar.
Disebutkan dia, tujuh sektor industri yang mengalami surplus hingga Oktober 2018 diantaranya adalah makanan sebesar 1,67 Miliar US$, diikuti oleh pakaian jadi sebesar 618 Juta US$, serta furnitur sebesar 99,1 juta US$.
“Ekspor furnitur pada periode Januari-Oktober, sebesar 1.405 juta US$. Angka itu naik 4,83 persen dari periode yang sama tahun 2017, “jelasnya.
Sebagai upaya untuk terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan lKM Furnitur dan Kerajinan, pihaknya mengaku telah melakukan berbagai langkah. Antara lain bimbingan teknis produksi, sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Standar Nasional lndonesia (SKKNl), fasilitasi mesin peralatan, restrukturisasi mesin, fasilitasi perpanjangan Sertifikasi Legalitas Kayu dan promosi pemasaran.
Editor : Wahyu Wibowo