Solo — Niat Partai Keadilan Sosial (PKS) untuk menjadi lawan politik di Pilwakot Solo, menandingi pasangan Cawali-Cawawali, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa mulai mendapatkan rintangan, setelah Gerindra resmi merapat mendukung pasangan yang diusung PDIP tersebut.
Dengan demikian, nama-nama Cawali yang sedang dilakukan penjaringan PKS seperti Achmad Purnomo, dan dua cucu Pakubuwono XII, yakni Putri Woelan Sari Dewi dan Syailendra, juga belum tentu mampu diusung. Apalagi, ada sinyal PAN dan Golkar akan turut mendukung Gibran-Teguh.
Dinamika politik menjelang Pilwakot Solo yang sedemikian rupa tersebut mendapatkan tanggapan dari Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto.
“Kemungkinan Purnomo maju dalam Pilkada Solo 2020 sangat kecil jika merujuk PKS hanya punya 5 kursi. Sedangkan PAN, Gerindra, dan Golkar masing-masing punya tiga kursi mengirim sinyal mendukung Gibran-Teguh,” ujar Agus Riewanto, Selasa (4/8).
Dikatakan, sebagai politisi asal Solo, Achmad Purnomo pastinya tidak mudah begitu saja membelot melawan PDIP, partai yang telah membesarkan namanya itu. Atas dasar itu, ia sangat ragu PKS bisa mengusung Purnomo.
“Purnomo akan mempertimbangkan etika sebelum memutuskan untuk melawan Gibran dalam Pilkada Solo 2020. Itu yang saya lihat sekarang,” katanya.
Ia menambahkan, alasan Purnomo ingin rehat dunia politik karena alasan usia juga menjadi penghalang PKS bisa mengusung Purnomo untuk melawan Gibran. Belum lagi, Purnomo juga meragukan keseriusan PKS melawan Gibran jika hanya didukung 5 kursi di DPRD.
“Peluang lawan Gibran hanya ada pada sosok pasangan independen. Itu pun kalau lolos Verfak (verifikasi faktual),” pungkasnya.