Solo – Klub Arseto Solo boleh dibubarkan pada tahun 1998 lalu. Namun jangan salah, tim ini masih begitu kompak rasa kekeluargaannya dengan aktif menggelar reuni lintas generasi.
Tim ini masih menjaga tali silaturahmi dengan baik. Meski Arseto yang merupakan tim besar di Indonesia, telah dibubarkan pada 1998 silam, seiring berakhirnya kompetisi dalam status force majeure saat itu.
Reuni yang dilakukan Arseto memang rutin dilakukan, bahkan setiap tahun selalu berkumpul. Seperti yang kembali dilakukan oleh keluarga besar pemain Arseto Solo dalam laga amal di lapangan desa Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (14/8) lalu.
Nama-nama pemain masih begitu setia ikut reuni bersama tim yang tim milik Sigit Harjoyudanto, putera Presiden Soeharto. Sebut saja I Komang Putra, Untung Sudrajat, Aris Budi Sulistyo, Agung Setyabudi, Charles Putiray, hingga Nasrul Kotto hadir memeriahkan reuni.
Rochi Putiray, Bonggo Pribadi, Sudirman, Miro Baldo Bento, atau Joao Bosco Cabral berhalangan hadir dalam kesempatan kali ini. Nasrul Kotto menuturkan tali silaturahmi antar para mantan pemain Arseto dapat terjaga dengan baik.
“Sebenarnya ini belum semua bergabung dalam reuni, karena sebagian besar memang domisili di Surakarta dan sekitarnya. Kalau semua bisa datang pasti semakin seru,” tutur Nasrul Kotto kepada Timlo.net.
“Ya inilah keluarga Arseto yang selalu kompak dan menjaga tali silaturahmi. Hanya kumpulnya kurang konsisten. Artinya setelah reuni seperti ini, kemudian tidak terkoordinir untuk ketemu lagi,” bebernya.
Hal senada diungkapkan oleh Charles Putiray. Adik dari Rochi Putiray ini mengaku rela datang dari Lamongan untuk bisa bernostalgia kembali. Banyak kenangan yang ia dapatkan bersama Arseto membuatnya juga sulit melupakan tim ini.
“Di Arseto, pemain senior selalu membimbing memberikan motivasi. Saya beruntung pernah main di Arseto dan mendapat banyak pelajaran berharga,” ujar Charles Putiray.
Editor : Dhefi Nugroho