Solo – Dinas Kebudayaan (Disbud) Solo merencanakan pengembangan potensi Solo Utara lewat koleksi benda kecagarbudayaan yang ada di kawasan itu. Langkah tersebut dilakukan untuk memaksimalkan potensi yang ada di kawasan Gilingan, Manahan, dan Nusukan (Gilimanuk) atau Solo Utara.
“Kami saat ini tengah mematangkan kajian soal potensi cagar budaya yang ada di Solo Utara. Potensi itu meliputi cagar budaya yang sifatnya tangible (benda) maupun intangible (non-benda),” ujar Kepala Bidang Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Disbud Solo, Sungkono, Kamis (20/8).
Dikatakannya, pengembangan potensi tangible dan intangible ini untuk menghadirkan sebuah referensi yang baik dan bisa dijadikan pendekatan untuk pengembangan potenai cagar budaya yang ada di Kawasan Solo Utara, khususnya di Gilimanuk. Konsep ini merupakan keinginan langsung dari Wali Kota Solo.
“Potensi wisata itu meliputi Petilasan Ki Ageng Pamanahan (Manahan), Makam Putri Cempo dan Astana Utara (Nusukan) dan Sendang Mbah Meyek (Gilingan). Ini akan kami abadikan dalam kajian Gilimanuk,” kata dia.
Konsep pengembangan potensi Solo Utara ini, lanjut dia, akan dibukukan. Sekitar pertengahan September buku akan dibagikan. Selain itu, berbagai potensi lain seperti bangunan lawas, rumah bersejarah, dan lainnya juga akan masuk dalam pembahasan kajian itu.
“Masih banyak lokasi yang diduga dan berpotensi menjadi cagar budaya yang belum tersentuh perhatian dan perlindungan dari pemerintah. Kamai akan dalami lagi dengan melibatkan ahli sejarah,” tutup dia.