Solo — Pakar Ekonomi Universitas Islam Batik (Uniba) Solo, Dr Ida Aryati SE MH mengemukakan, mengucurnya bantuan keuangan untuk UMKM belakangan ini apabila dinilai kurang atau tidak, nilainya relatif.
“Namun dalam perspektif keuangan, pemberian bantuan sangat bermanfaat. Bagi UMKM ditengah kondisi ekonomi yang sulit ini, yang penting bisa bertahan,” ungkap Ida kepada wartawan, di Kampus Uniba, Solo, Rabu (26/8).
Ida mengemukakan, UMKM merupakan usaha yang dipilih dalam rangka mempertahankan dan menyelamatkan ekonomi pada level rumah tangga atau keluarga. “Mereka jumlahnya sangat besar dan sebagian mampu mempertahankan bisnisnya,” ungkap dosen Fakultas Ekonomi Uniba tersebut.
Produk yang dijual kebanyakan adalah makanan atau kuliner, barang-barang kebutuhan pokok (kelontong) dan hasil perkebunan atau pertanian. Sehingga daya serap pasar terhadap produk mereka masih bisa bertahan sampai saat ini.
“Persoalannya adalah ketika perekonomian sedang diterpa oleh pandemi, daya beli masyarakat yang makin menurun mengakibatkan tingkat penjualan sebagian besar UMKM juga mengalami penurunan, namun masih tetap bertahan,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatannya, omzet mereka rata-rata mengalami penurunan 40 %. Kemudian apa yang harus dilakukan? Pendekatan yang bisa dijadikan sebagai “obat” adalah kebijakan pemberian bantuan sebagai tambahan modal usaha. Kebijakan ini dapat dilakukan oleh pemerintah.
“Bantuan modal sangat mereka butuhkan, baik yang saat ini sudah menjalankan usaha maupun yang akan memulai,” jelasnya.