Wonogiri — Kampung Batu di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri menawarkan panorama yang eksotik. Obyek wisata satu ini digarap dengan memaksimalkan potensi alam berupa deretan tebing-tebing batu yang menjulang.
Selain menyimpan aneka ragam wisata alam, ada sejumlah potensi lain yang tersimpan di desa tersebut yang belum tergali dan terjamah manusia. Namun karena situasi pandemi sekarang, kegiatan pariwisata di tempat tersebut menjadi pasif.
“Unik, di sana ada lembah sungai yang diapit tebing-tebing batu, sehingga mirip ngarai. Di bawahnya ada rumah-rumah,” ungkap Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tetuko, Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Retno Lawiyani kepada wartawan, belum lama ini.
Menurut dia, di lokasi tersebut terdapat dua spot menarik. Dimana semuanya berlatar belakang tebing-tebing batu menjulang setinggi puluhan meter. Lalu di bawahnya terdapat aliran sungai.
Oleh masyarakat setempat, puncak tebing batu sisi selatan diberi nama Bukit Batu dan sisi utara dinamai Platarombo. Sebab, di atas puncak itu berupa dataran batu luas yang mampu menampung sekitar 150 orang.
Adapun di puncak Bukit Batu, warga telah membuat anak tangga dengan memahat bebatuan. Merekal membuat pagar dari kayu sebagai pegangan di sepanjang jalur bebatuan tersebut supaya mudah dilewati.
Dari kedua puncak tebing batu tersebut, pengunjung bisa menyaksikan matahari terbit. Bahkan, Waduk Gajahmungkur akan terlihat jelas ketika cuaca cerah.
“Sebenarnya di wilayah kami banyak situs yang belum terjamah manusia. Seperti gua yang zaman dahulu dipakai bertapa para dalang kondang di masanya. Bahkan, ada warga pernah menemukan tembikar yang diduga peninggalan purbakala,” kata dia.
Sungai di dusun itu memiliki keunikan tersendiri. Ada cabang sungai yang masuk ke dalam batu, mengalir di bawah tebing batu sekitar satu kilometer, kemudian keluar lagi dari sisi lain tebing tersebut.
“Tapi untuk ke sana medannya sangat sulit. Belum ada orang yang berani menyusuri sungai di dalam batu itu,” imbuhnya.
Pihaknya berencana mengembangkan Kampung Batu agar lebih menarik wisatawan. Yakni dengan membangun beberapa gazebo. Selain itu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mendampingi pengembangan wisata desanya.
Selain menawarkan panorama alam, di Desa Kepuhsari juga ada wisata alternatif lainnya. Seperti sentra kerajinan wayang. Pasalnya, desa itu sejak lama dikenal sebagai sentranya seni tatah sungging. Di tempat itu, gudangnya kerajinan wayang kulit berkelas. Tak hanya itu, masyarakat luar juga dapat menimba ilmu seni sungging di tempat tersebut.
Retno menambahkan, di saat pandemi, seluruh obyek wisata di Wonogiri berdampak imbasnya. Sebab kebijakan Pemkab Wonogiri dalam memutus mata rantai persebaran Virus Corona maka seluruh obyek wisata di Wonogiri ditutup hingga kini.
“Sejatinya obyek wisata di desa kami masih berjalan dan eksis. Tapi karena adanya pandemi sekarang ini jadi pasif,” imbuhnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko