Karanganyar — Puluhan warga Desa Gaum, Tasikmadu dirumahkan oleh penyedia kerjanya, hanya gara-gara tinggal di wilayah rawan penularan Covid-19. Ini merupakan bentuk diskriminasi yang sangat disayangkan.
“Lama-kelamaan perekonomiannya bisa jatuh. Dampak sosialnya sungguh luar biasa. Yang kena Covid-19 sudah isolasi mandiri. Tapi tetangga-tetangganya ikut kena dampak. Mereka itu buruh pabrik yang diupah harian. Sekarang dirumahkan tanpa tahu kapan diperbolehkan masuk kerja lagi,” kata Kades Gaum Edi Susanto kepada wartawan di Karanganyar, Rabu (26/8).
Ia mengatakan, terdapat 54 warganya kini dirumahkan dari sejumlah pabrik tekstil. Pemilik tempat kerjanya itu seakan khawatir pekerja yang tinggal di lingkungan terpapar Covid-19 menulari rekan-rekan sekantornya.
Mereka bukan hanya tetangga dekat dari pasien Covid-19. Namun juga tetangga jauh. Tak hanya mempengaruhi kaum buruh saja, melainkan juga ke pedagang.
“Sampai-sampai pembeli enggak mau menyentuh dagangan dari penjual asal Gaum,” katanya.
Lebih lanjut Edi meminta Disdagnakerkop UKM memfasilitasi warganya yang dirumahkan supaya tetap bisa bekerja.
“Warga siap jika harus menjalani rapid test untuk membuktikannya tidak sakit. Asalkan bisa masuk kerja. Mohon dinas terkait memfasilitasinya. Juga kami mohon dinas tenaga kerja menjembatani win-win solution dengan pemilik perusahaan supaya nasib warga Gaum tidak terkatung-katung,” katanya.
Pendampingan dari Dinas Kesehatan juga diminta lebih intens. Terutama mengamati kondisi kesehatan belasan warga terpapar virus itu selama menjalani isolasi mandiri. Sejauh ini, pantauan hanya dari puskesmas setempat.
Sebagaimana diberitakan, belasan warga Desa Gaum terinveksi Covid-19, diduga penularannya di gedung badminton.
Editor : Wahyu Wibowo