Tokyo – Manajer senior Prada di Jepang membelot dan menuntut label asal Italia ini karena ia diperintahkan untuk "menyingkirkan" staf yang tua, gemuk, dan jelek dari toko-toko Prada di Jepang.
Rina Bovrisse, salah seorang manajer senior dari Prada Jepang, mengatasi 500 anggota staf dari 40 toko di seluruh Jepang. Rina menyatakan bahwa pada Mei tahun lalu ia diminta oleh Davide Sesia, CEO Prada Jepang, untuk menyingkirkan sekitar 15 anggota staf yang menurut sang CEO "tua, gemuk, jelek, dan menjijikkan, atau tidak memiliki penampilan ala Prada".
Menurut Rina, Sesia memberikan perintah ini setelah menginspeksi 40 toko Prada. Kini Bovrisse menuntut Prada di pengadilan industri Tokyo atas tuntutan diskriminasi dan pelecehan. Tutur Bovrisse kepada Japan Times, setelah Sesia memberikan perintah itu, divisi PSDM Prada melayangkan perintah mutasi kepada 13 anggota staf dengan alasan penjualan yang rendah.
Bovrisse juga menyatakan bahwa ia pun disuruh untuk menurunkan berat badan dan mengubah tatanan rambut agar Sesia tak malu memperkenalkannya kepada tamu dari Italia. Bovrisse, dengan 18 tahun pengalamannya di industri fashion, pada November 2009 juga diskors dari perusahaan itu, sebelum kemudian ia pun meluncurkan tuntutan hukumnya.
"Tanggung jawab saya adalah untuk melindungi para wanita yang bekerja keras dan memastikan bahwa lingkungan kerja mereka aman," katanya. Prada Tokyo belum memberikan komentar resmi untuk kasus ini
(Dikutip dari Kompas.com)