Solo — Ribuan seniman menggelar aksi menyikapi aksi intoleran yang terjadi di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon beberapa waktu lalu. Aksi damai dengan menggelar kirab seni budaya disertai dengan poster pernyataan sikap penolakan terhadap intoleransi ini sebagai wujud agar Kota Solo senantiasa aman dan nyaman.
“Kami tidak ingin, Solo yang telah aman, nyaman dan kondusif justru diobok-obok dengan kelompok intoleran. Mereka membuat Solo seakan mencekam,” terang Koordinator Aksi, Kusumo Putro kepada wartawan, Minggu (30/8) siang.
Aksi damai bertema “Solidaritas Masyarakat Surakarta untuk Indonesia Damai” ini, kata Kusumo, juga diwarnai dengan pembacaan deklarasi yang terangkum dalam tujuh poin. Diantaranya, warga Solo menginginkan kedamaian dan kondusifitas. Lalu, warga Solo cinta damai, saling menghargai dan menghormati segala bentuk perbedaan.
“Kami warga Solo asli menghormati dan menghargai segala perbedaan baik suku, agama, dan ras,” tegas Kusumo.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga ingin mengajak seluruh elemen masyarakat bekerjasama membantu pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19.
“Kami tidak ingin ada pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 untuk kepentingam perorangan,” kata Kusumo.
Lebih lanjut, dalam orasinya Kusumo juga menuntut supaya Kota Solo kondusif, penuh kerukunan dan kebersamaan.
“Terakhir, kami sepakat untuk menjaga harga diri NKRI dengan segenap jiwa dan raga,” katanya.
Aksi ini juga diwarnai dengan kirab dari Ngarsopuro menuju Gladag. Kirab yang dilaksanakan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Sesampai di Kawasan Gladag, sejumlah reog beraksi menunjukkan akrobat disertai dengan kesenian jatil.
Seperti diketahui, aksi intoleran terjadi di Kawasan Kampung Mertodranan RT01/ RW01, Kelurahan/ Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo pada Sabtu (8/8) lalu. Sejauh ini, delapan orang ditetapkan sebagai tersangka.
Editor : Wahyu Wibowo