Wonogiri – Pernah mengalami kebangkrutan di bidang bisnis peternakan, anggota TNI di Wonogiri ini sukses dan mampu meraup keuntungan puluhan juta rupiah dalam sebulan. Usahanya yang digeluti saat ini adalah beternak bebek petelur di rumahnya di Lingkungan Joho Lor, Kelurahan Giriwono, Wonogiri.
“Awalnya saya dulu kan ternak sapi sampai delapan ekor. Karena lahan pekarangan rumah masih luas, maka saya bikin kandang dan saya isi ayam kampung (jawa super-red) tapi bangkrut. Kemudian saya ketemu salah seorang pagawai Dinas Perikanan, Peternakan dan Kelautan Wonogiri dan diarahkan beternak bebek petelur, beginilah sekarang ini,” ungkap Babinsa Koramil 07/Tirtomoyo, Pelda Widodo kepada wartawan, Senin (31/9).
Menurut dia, usahanya yang digelutinya itu berdiri sejak Januari 2012 silam. Kebangkrutan dalam dunia peternakan pernah ia alami. Namun, keterpurukan itu ternyata membawa dirinya sukses seperti saat ini.
Bersama sang istri, Tutik Sri Lestari, Widodo mengaku merawat ratusan ekor ternak bebek petelur di rumahnya.
“Setelah mendapat pencerahan itu saya dan istri saya langsung mulai belajar beternak bebek petelur. Awalnya hanya sekitar 100 ekor, lalu bertambah menjadi 300, 500 lalu terakhir ini sudah 700 ekor,” ujarnya.
“Sebenarnya lahan saya masih luas, tapi saya nggak berani mengisi lebih, karena kebetulan kandang kami dekat dengan pemukiman. Karena lingkungan saya ini terbilang berada di tengah kota Wonogiri,” terangnya.
Tiap hari, 700 ekor bebek piaraannya mampu mengahasilkan telur sebanyak 550 butir. Setiap butir telur bebek mentah ia jual dengan harga Rp 1.800 perbutir untuk telur asin Rp 2.300 perbutirnya. Jika ditotal, penghasilan bersih dari beternak bebek petelur itu sekitar Rp 10 Jutaan perbulan.
“Setiap harinya sudah ada pedagang yang mengambil ke sini. Malah saat ini kami kewalahan meladeni kebutuhan pasar,” ujarnya.
Lebih lanjut Pelda Widodo mengatakan, untuk memberi makan 700 ekor bebek itu dia merogoh kocek setiap hari sekitar Rp 450 Ribu. Anggaran itu termasuk untuk biaya membeli pakan campuran seperti bekatul poles, nasi aking dan pakan jadi (konsentrat).
Dia mengaku untuk ketersiadaan pakan ternaknya sudah ada yang menyuplai dan tak pernah kesulitan dalam mendapatkannya. Untuk bekatul poles ia datangkan dari Sragen, untuk pakan konsentrat didatangkan dari Ponorogo dan nasi aking dia datangkan dari Tulungagung, Jatim.
“Untuk persediaan sudah ada stok, telepon langsung diantar. Malah ini untuk bantu-bantu rekan purna tugas yang mulai belajar beternak, untuk bekatul poles kan di Wonogiri susah, makanya saya yang stok,” kata dia.
Babinsa Koramil 07/Tirtomoyo ini menambahkan, kesuksesannya di bidang ternak bebek petelur ini menjadi penyemangat rekan-rekan sejawatnya. Bahkan kini banyak sekali tentara yang sudah purna tugas belajar bisnis bebek petelur di rumahnya.
“Bisnis ini juga menjadi bekal saya ketika sudah purna tugas. November tahun ini kan saya sudah MPP (masa persiapan pensiun-red),” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho