Sragen – Pandemi Covid-19 berpengaruh besar terhadap semua kegiatan, tak terkecuali kegiatan militer. Kodim 0725/Sragen terpaksa menggelar pembukaan TMMD sengkuyung tahap III tahun 2020 tanpa upacara.
“Upacara pembukaan kita tiadakan, namun untuk pekerjaan tetap berjalan seperti biasa, waktunya 30 hari dan rencana ditutup tanggal 21 Oktober 2020,” kata Dandim 0725/Sragen, Letkol Inf Anggoro Heri Pratikno, Selasa (22/9).
Dandim mengatakan, TMMD ini digelar di Desa Gilirejo, Kecamatan Miri yang berada di tepi Waduk Kedungombo.
“Dalam pelaksanaan, kami akan menerapkan protokoler kesehatan Covid-19, baik kegiatan fisik di lapangan maupun nonfisik di ruangan dengan mewajibkan memakai masker, pengecekan suhu tubuh, tidak berkerumun dan menjaga jarak,” terangnya.
TMMD di Desa Gilirejo ini tidak banyak berubah, seperti sasaran di TMMD terdahulu yakni sasaran fisik dan nonfisik. Sasaran fisik berupa Cor blok jalan sepanjang 947 meter lebar 2,5 meter, tebal 12 cm, rehab rumah tidak layak huni sebanyak 18 unit dan jamban sehat 21 unit.
Untuk sasaran nonfisik berupa penyuluhan tentang wawasan kebangsaan, , pertanian dan perkebunan, peternakan, kesehatan, protokoler kesehatan covid-19, pemberlakuan new normal, Kamtibmas dan lain lain.
Pelaksanaan pembukaan TMMD hari ini hanya penandatanganan naskah dan penyerahan. Berita acara serah terima program TMMD Sengkuyung tahap III TA 2020 dari Bupati Sragen kepada Dandim 0725/Srg Letkol Inf Anggoro Heri Pratikno dilakukan di ruang transit Pemkab Sragen.
Kodim hanya mengundang 13 orang untuk menghadiri dan menyaksikan penandatanganan. Diantaranya Ketua DPRD, Kapolres sragen, Kajari, Kepala DPUPR, Danramil Miri, Kapolsek Miri, Camat miri, Kepala Dinas PMD, Kepala UPTPK, Ketua PMI, Kepala Bapeda dan Kepala Desa Gilirejo, Kadus Pringapus Desa Gilirejo.
Editor : Ari Kristyono