Solo — Dinas Perdagangan (Disdag) Solo menegaskan halaman Galabo (Gladak Langen Bogan) yang berjualan malam mampu menampung 91 dari 132 PKL PKL Shelter Manahan yang terkena relokasi, karena Stadion Manahan digunakan sebagai venue Piala Dunia U-20 pada 2021.
“Pengukuran dan penghitungan kapasitas untuk menentukan daya tampung halaman Galabo malam sebagai lokasi relokasi ratusan PKL Selter Manahan telah kami lakukan,” ujar Kabid PKL Disdag Solo, Training Hartanto, Sabtu (26/9).
Ia menjelaskan, perhitungan awal lokasi yang hanya diprediksi mampu menampung 50 PKL itu kini dapat ditempati oleh 91 PKL. Total pedagang Selter Manahanan hasil pendataan ada 132 PKL.
“Sebanyak 91 PKL diantaranya bisa menggunakan halaman Galabo Malam. Kami sudah melajukan perhitungan,” jelasnya.
Disdag Solo, kata dia, menyiapkan sejumlah tenda bongkar pasang yang nantinya dapat digunakan para pedagang selama menempati lokasi Galabo malam. Pedagang tinggal menempati karena semua sarana dan prasarana pendukungnya akan segera dilengkapi.
“Sesuai rencana kami pembagian tempat jualan berdasarkan jenis usaha. Sebanyak 41 PKL yag belum mendapat tempat akan diarahkan untuk memanfaatkan selter dan pasar tradisional,” ujarnya.
Ditambahkan, lokasi baru yang dipertimbangkan cukup untuk menampung adalah 10 titik di Selter Mojosongo, 20 titik di Shelter Kerten Barat, 14 titik di lantai 2 Pasar Jebres, dan 2 titik di Pasar Buah Purwosari.
“Ada 25 PKL dengan jenis usaha warung makan bisa menempati 30 titik kosong di Selter Mojosongo dan Kerten Barat. Kemudian 5 PKL dengan jenis usaha dagang pakaian dan 9 PKL kelontong bisa menggunakan 14 titik kosong di lantai 2 Pasar Jebres,” tambahnya.
Selain itu, 2 PKL yang berdagang buah bisa memakai 2 titik kosong di Pasar Buah Purwosari.
Sesuai atiran yang ditetapkan FIFA dan PSSI, kata dia, lokasi sekitar venue utama wajib steril selama 6 bulan. Terhitung sejak 1 Desember hingga akhir penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada Juli 2021 mendatang.
“Upaya relokasi masih terus dikoordinasikan dengan pedagang setempat,” katanya.
Editor : Marhaendra Wijanarko