Solo — Pandemi Covid-19 yang tidak ada ujungnya sampai sekarang membuat pedagang Pasar Klewer Solo mulai resah. Omzet penjualan yang terus turun drastis akibat warga lebih mementingkan kesehatan dibandingkan membeli pakaian menjadi alasan pembeli enggan berkunjung di Pasar Klewer.
“Sudah tujuh bulan ini kami merasakan dampak pandemi Covid-19. Kami benar-benar terpukul akibat sepinya pembeli yang berdampak pada turunnya omzet penjualan,” ujar seorang pedagang, Rahmawati (51) pada Timlo.net, Minggu (4/10).
Ia mengaku sebelum Covid-19 mampu meraup untung Rp 4 Juta sampai Rp 5 Juta per hari. Namun, untuk saat ini mencari uang Rp 1 Juta selama sepekan sangat sulit.
“Saya terpaksa harus merumahkan karyawan karena tak mampu lagi memberikan gaji,” kata dia.
Ia berharap ada belas kasihan dari Pemkot Solo untuk memberikan keringanan dengan membebaskan retribusi pasar yang pernah dilakukan pada Mei-Agustus lalu. Pembebasan retribus tersebut setidaknya bisa membantu pedagang yang sedang kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Senda diungkapkan pedagang lainnya, Sunarto (47). Ia mengatakan pemasukan dari julan baju batik sangat minim akibat kondisi Pasar Klewer sepi pembeli.
“Pemasukan sangat minim, retribusi pasar jalan terus. Kami berharap ada keringanan retribusi dari Pemkot,” kata Sunarto.
Ia menambahkan Peringatan Hari Batik Nasional pada Jumat (2/10) juga tidak mampu mendongkrak penjualan batik di Pasar Klewer. Sebagai pasar yang paling terdampak Covid-19 harusnya mendapatkan perhartian khusus dari Pemkot Solo dengan mengratiskan retribusi pasar.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitanganpakaisabun