Solo – Menghadapi musim kemarau yang akan melanda sampai dengan beberapa waktu mendatang, Pemerintah Propinsi (Pemprov) Jawa Tengah membuat kebijakan di sektor pertanian, yang meliputi imbauan perubahan pola tanam dari padi ke palawija dan himbauan untuk menutup seluruh waduk yang ada di Jateng. Mulai awal Juli, petani di Jawa Tengah dihimbau untuk melakukan perubahan pola tanam di lahan pertaniannya. Yang awalnya rata-rata menanam padi, mulai bulan ini mereka dihimbau untuk beralih ke palawija yang meliputi kacang hijau, kedelai dan jagung.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan alasan himbauan perubahan pola tanam tersebut lebih dikarenakan menghadapi musim kemarau yang saat ini mulai melanda kawasan pulau Jawa. “Kami sudah layangkan Surat Edaran (SE) kepada petani di Jawa Tengah. Harap segera dimengerti dan dilaksanakan,” katanya kepada wartawan beberapa hari lalu saat berkunjung ke Solo.
Selain itu, alasan lain himbauan tersebut untuk menghindari hama wereng. “Siklus wereng bisa terputus bila pola tanamnya diatur. Kalau tidak diatur pola tanamnya, wereng bisa merajalela,” tambah Bibit. Ia juga mengatakan mulai 1 Agustus mendatang, seluruh pintu waduk yang ada di Jateng diharapkan ditutup untuk sementara waktu. Alasan penutupan pintu waduk tersebut adalah untuk menyimpan dan mengendalikan debit air yang dikhawatirkan akan menurun selama bulan kemarau ini.