Karanganyar — Pemkab Karanganyar mendesak rekanan proyek pembenahan saluran drainase Jalan Lawu, menambah suplier material gorong-gorong. Sebab, material beton dari suplier utama, seret.
“Rekanan dipanggil karena prestasinya enggak bagus. Dia bilang, pesanan block culvert (beton bertulang) seret. Kalau hanya mengandalkan satu suplier material itu, enggak akan selesai sampai kontrak selesai akhir Desember. Bukan masalah di pekerja. Malah mereka menganggur karena barangnya (block culvert) datang telat,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Karanganyat kepada wartawan, Senin (3/12).
Edy mengatakan proyek pembenahan saluran drainase berongkos Rp 4 miliar itu lambat. Selama 150 hari kontrak, pencapaian tak lebih dari 50 persen sampai sebulan mendekati deadline. Proyek ini dikerjakan PT Marta Mukti Pesu. Perusahaan kontraktor itu beralamat di Jalan Raya Ngawi-Solo Km. 04 tepatnya di Desa Watualang, Kecamatan Ngawi.
“Nambah pekerja, nambah alat berat, atau bagaimana silakan. Ternyata ini materialnya yang sulit didapat. Membuatnya tidak sehari dua hari jadi. Akhirnya diputuskan, rekanan memesan block culvert ke suplier berbeda. Artinya, ada dua suplier yang menyuplainya. Ini untuk menyiasati waktu,” katanya.
Ia mengatakan tersisa waktu efektif pengerjaan kurang dari sebulan. Padahal, seratusan lebih block culvert belum tertanam dari total kebutuhan 300-an unit. Sekadar informasi, dibutuhkan satu beton bertulang tiap meter dari 300 meter panjang saluran yang dikerjakan mulai Papahan ke timur di sisi utara Jalan Lawu.
Editor : Wahyu Wibowo