Sragen — Aziz Ahmad Habibulloh (17), siswa SMA Negeri 1 Sragen yang meraih banyak prestasi, ternyata banyak rintangan sebelum sukses.
Ibunda Habib, Mursini mengatakan, banyak rintangan dan jalan berliku yang harus dilalui anak semata wayangnya itu.
Mursini mengisahkan, awalnya ketika Habib kelas VII SMP, mencari info melalui internet lomba olimpiade yang bakal diikutinya. Tidak hanya olimpiade, Mursini dan Habib juga rajin searching tentang tulis menulis.
“Semua itu kita mandiri, biaya sendiri, anak saya daftarkan. Dari ujung timur sampai ujung barat. Pulang pergi transpor sendiri. Sampai naik bus umum, angkot, kereta ekonomi, bahkan ojek. Soal nginep ya cari penginapan yang termurah dekat terminal. Bukan hotel tapi semacam kos gitu. Biar pagi bisa ontime di even lomba,” paparnya, kemarin.
Habib sempat mengalami kegagalan lebih dari 10 kali di lomba olimpiade. Namun hal itu tidak membuatnya patah arang.
“Dia lebih banyak kalahnya daripada menangnya. Tapi dia tetap saya motivasi dan semangati sampai akhirnya menang, juara nasional, pernah naik podium dengan 7 piala,” katanya.
Begitu juga dengan lomba menulis. Mursini mengakui Habib sebelumnya tidak pernah baca puisi, cerpen, apalagi essai. Kemudian dia motivasi terus sampai akhirnya berhasil.
“Puluhan kali kalah, bahkan lebih dari 10 kali final Olimpiade Matematika dan Sains dengan kompetitor yang sama. Yang masuk 10 besar nasional itu itu saja. Kalah, dan kalah lagi. Sampai akhirnya masuk top 200 nasional banggane ra umum,” kata Mursini.
Keberhasilan Habib tersebut juga mendapat tanggapan dari Kepala SMAN 1 Sragen, Beti Marga Sulistyawati. Menurutnya, Habib adalah anak yang luar biasa. Sayangnya, lomba-lomba yang diikutinya tidak satu pun yang berasal dari kementerian. Artinya Habib mengikuti lomba secara mandiri.
“Dia anak yang luar biasa. Sebelum pandemi di kelas X, Habib menerima hadiah berupa wisata ke Thailand dan juga ibadah Umroh, Mas. Kebanyakan lombanya mandiri. Yang diikuti bahkan sampai yang tingkat internasional juga,” kata Beti.
Editor : Marhaendra Wijanarko