Wonogiri — Dalam Pilkada serentak 2020, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menyatakan menganut sikap politik netral dan aktif. Warga LDII pun dilarang keras untuk Golput alias tidak memilih.
“Termasuk di Wonogiri. Kami menegaskan secara lembaga, LDII tidak berafiliasi atau mendukung partai politik tertentu,” ungkap Pj Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso kepada wartawan, di Wonogiri, Kamis (15/10).
Pernyataan sikap itu ditegaskan Chriswanto Santoso saat mengahidiri kegiatan sarasehan dan pembekalan organisasi, di Ponpes Al Barru, Bulusulur, Wonogiri, Rabu (14/10) malam.
Menurut Chriswanto, arti sikap aktif adalah warga LDII didorong untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Mereka dilarang golput (tidak memilih) dan turut menyukseskan Pilkada. Ia menyebut, Pilkada Wonogiri merupakan satu proses demokrasi untuk menghasilkan pemimpin yang langsung dipilih rakyat. Mereka yang terpilih akan menjalankan program kerjanya selama lima tahun.
“Warga LDII saya harapkan dapat memilih kepala daerah yang berintegritas untuk melaksanakan program kerjanya untuk memajukan Wonogiri,” ujarnya.
Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono mengatakan, LDII di Wonogiri telah menjadi salah satu Ormas terbesar selain Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. LDII telah menjadi bagian dari Islam arus utama di Wonogiri. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya 15 warga LDII yang dikukuhkan sebagai pengurus MUI Kabupaten Wonogiri pada 16 September 2020. Menurut dia, jumlah itu mewakili 30 persen dari seluruh anggota MUI Wonogiri.
Guru Besar Sejarah Universitas Diponegoro Semarang ini juga menyatakan, dengan menjadi bagian dari MUI, LDII dapat meneruskan platform organisasi untuk memperjuangkan NKRI yang nasionalis dan relegius. Azas itu disebut menjadi sebuah komitmen berdirinya Indonesia yang berbhineka tunggal ika. Dimana di dalamnya terdapat unsur kebebasan beribadah bagi umat beragama.
Singgih menyatakan, dengan diakuinya eksistensi LDII sebagai bagian Islam arus utama, harus diakui perubahan sikap. Tak dapat dipungkiri saat ini, LDII dianggap menjadi mitra, dalam membangun karakter bangsa yang nasionalis religius.
Dia juga berpesan agar pengurus LDII yang menjadi pengurus MUI Wonogiri agar mampu membumikan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Sehingga hikmah Alquran dan Alhadits, menurut Singgih, tak hanya dirasakan warga LDII namun juga seluruh masyarakat Wonogiri.
“Pengurus LDII yang jadi bagian MUI di Wonogiri harus bisa menjadi pengayom dan penyejuk. Mereka harus menjadi solusi atas kegelisahan warga dalam menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD LDII Wonogiri Joko Rahmanto menambahkan, acara sarasehan dan pembekalan itu diikuti sekitar 1.000 orang yang tersebar pada 29 studio di 23 Pengurus Cabang (PC). Sementara di studio utama di Ponpes Al Barru,Wonogiri diisi 50 orang yang terdiri dari dewan penasehat, para ulama, dan pengurus DPD LDII Wonogri.
Editor : Marhaendra Wijanarko