Wonogiri — Dari ratusan penumpang dan kru bus AKAP dari Jabodetabek yang diuji swab, di Terminal Induk, Krisak, Selogiri, Wonogiri, satu diantaranya dinyatakan positif terpapar Corona. Uji swab yang menyasar pada pelaku perjalanan atau pemudik ini dilakukan lantaran kasus pasien positif Covid-19 di Wonogiri selama ini didominasi oleh klaster perjalanan.
“Total jumlah sampel uji swab kemarin sebanyak 209 sampel. Hasilnya, satu orang dinyatakan positif Covid-19, lalu 208 orang lainnya hasil swabnya negatif,” ungkap Plt Bupati Wonogiri Edy Santosa kepada wartawan, Jumat (16/10).
Hal ini berdasar dari pemeriksaan sampel uji swab fast lab mobil combat RT PCR milik Pemprov Jateng yang disiagakan di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura, Krisak, Wonogiri, Kamis (
“Untuk hasil RT PCR positif yakni Ny N (52). Ia tercatat sebagai warga Kecamatan Batuwarno,” kata Plt Bupati Wonogiri.
Pelaku perjalanan ini datang dari Jabodetabek dengan menggunakan bus AKAP pada Kamis(15/10) sore. Meski dinyatakan positif Covid-19, N kondisi fisiknya sehat alias tanpa gejala.
Edy menyebut, N diketahui dari Jakarta ke Wonogiri untuk mengobatkan suaminya yang sakit di Kecamatan Batuwarno, tapi bukan karena Covid-19. Bahkan saat itu juga, hasil swab terhadap suami N hasilnya negatif. Begitu juga hasi swab terhadap penumpang yang satu bus dengan N hasilnya negatif pula.
“Karena tanpa gejala, maka pemudik itu kita instruksikan untuk isolasi mandiri,” paparnya.
Lebihlanjut Edy Santosa mengatakan, Tim Gugus Tugas Covid-19 saat ini sudah melakukan tracing terhadap anggota keluarga pasien.
“Hari ini tim melakukan tracing terhadap keluarga pasien sekaligus memberikan edukasi. Pasien juga kita minta untuk patuh dan taat dengan protokol kesehatan. Jika muncul keluhan atau ada gejala secepatnya memberitahu petugas di puskesmas terdekat,” jelasnya.
Pihaknya juga mengimbau agar mayarakat selalu menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Warga juga diminta untuk saling mengingatkan agar mata rantai persebaran Covid-19 dapat diputus.
“Maka kita juga meminta agar peran pemerintah paling bawah, Pak Kades, RT dan RW harus lebih ketat mengawasi lingkungan. Apalagi ketika ada pemudik di lingkungannya benar-benar diberikan pemahaman tentang protokol kesehatan dan diawasi,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko