Wonogiri — Di masa peralihan musim atau pancaroba ini, warga diminta untuk mewaspadai adanya bencana angin kencang. Oleh sebab itu, warga diminta untuk memotong dahan-dahan pohon yang berpotensi tumbang.
“Kalau di musim seperti ini berpotensi angin kencang,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto, Selasa (27/10).
Selain angin kencang, bencana alam lain yakni tanah longsor dan banjir. Namun hal itu terjadi ketika curah hujan cukup tinggi.
“Apabila ada pohon yang sekiranya memiliki dahan yang rawan patah atau tidak kuat menahan rindangnya daun, sebaiknya dikurangi bebannya. Utamanya untuk pohon-pohon yang ada di sekitar jalan ataupun yang dekat di pemukiman warga dan berpotensi membuat kerusakan. Dikurangi saja beban pohonnya,” ujarnya.
Bambang Haryanto mengaku telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait soal keamanan baliho apabila sewaktu-waktu ada kejadian angin kencang. Dimana baliho-baliho itu kebanyakan terpasang di bahu jalan dekat pemukiman warga.
Pemilik baliho diminta untuk memperhatikan baliho mereka. Jangan sampai baliho itu roboh saat terjadi angin kencang dan merugikan banyak pihak.
“Kita minta juga agar pemeriksaan dan pemeliharaan baliho dilakukan secara rutin,” kata dia.
Sementara itu, data BPBD Wonogiri, pada tahun 2019 terdapat 498 kejadian angin topan di Wonogiri. Dari 25 kecamatan, hanya Kecamatan Karangtengah yang nihil kasus angin kencang. Sementara untuk kerugian yang diakibatkan oleh kejadian angin topan di tahun lalu mencapai Rp 854.075.000,00.
Editor : Marhaendra Wijanarko