Timlo.net — Pandemi Covid-19 menyebabkan sejumlah even pariwisata tahunan di kabupaten Magelang terpaksa ditiadakan. Kondisi membuat sejumlah industri pariwisata di kawasan tersebut tiarap. Namun, mulai fase adaptasi kebiasaan baru (new normal), sejumlah lokasi wisata kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
“Misalnya Borobudur Marathon, event tahunan yang biasanya mendatangkan 10 ribu peserta, tentunya juga berpengaruh pada UMKM, hotel, penginapan dan sektor lainnya. Beberapa festival yang dinas adakan juga ditiadakan tahun ini,” ujar Kepala Bidang Pemasaran dan Kelembagaan Pariwisata pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Gunawan Andi Prihananta saat Forum Group Discussion (FGD) Kajian Dampak Pembatalan Festival Terhadap Perekonomian Indonesia, Selasa (27/10).
Dilansir dari laman beritamagelang.id, Andi mengatakan, mulai fase adaptasi kebiasaan baru (new normal), saat ini ada sekitar 55 daya tarik wisata di Kabupaten Magelang yang dibuka kembali.
“Namun mereka semua harus melewati sejumlah simulasi penerapan protokol kesehatan dan perizinan yang ketat dari Satgas Penanganan Covid-19,” tegasnya.
Wakil Kepala Penelitian dan Pelatihan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Paksi Walandouw saat menjadi fasilitator diskusi tersebut mengungkapkan kegiatan ini bertujuan mengukur dampak pembatalan festival akibat Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.
“Terutama pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Paksi.
Selain itu, lanjut Paksi, juga untuk menghasilkan rekomendasi yang dapat diterapkan langsung.
“Atau sebagai masukan dalam kajian lebih lanjut bagi para pemangku kepentingan,” imbuhnya.
Sektor pariwisata terdampak dengan kondisi ini, tercermin dengan dibatalkannya beberapa festival/event guna menekan penularan Covid-19.
“Padahal, festival/event tersebut sangatlah menarik banyak wisatawan datang, yang pada akhirnya dapat berpotensi mempengaruhi perekonomian,” tandasnya.
Sumber: beritamagelang
Editor : Wahyu Wibowo