Timlo.net–Ada beberapa cara untuk mendeteksi virus corona. Metode yang umum adalah tes medis berupa tes swab. Tapi ada juga beberapa cara yang lebih nyaman dan bisa digunakan dari rumah. Misalnya aplikasi yang dikembangkan oleh para peneliti MIT (Massachusetts Institute of Technology), Kota Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Aplikasi itu mencoba menganalisa suara batuk seseorang untuk menentukan apakah dia terinfeksi COVID-19 atau tidak.
Aplikasi ini menggunakan AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan. Mesin itu dilatih menggunakan sampel puluhan ribu batuk juga kata-kata terucap. Menurut para peneliti, kesuksesan tingkat deteksi mencapai 98,5% untuk mereka yang terkonfirmasi terinfeksi virus. Untuk mereka yang dianggap tidak menunjukkan gejala, kesuksesan tingkat deteksi mencapai 100%.
Aplikasi itu belum tersedia untuk masyarakat, tulis Ubergizmo, Senin (2/11). Para peneliti berusaha untuk membuatnya menjadi aplikasi yang ramah pengguna dan menunggu izin FAA. Setelah itu mereka berencana merilisnya untuk masyarakat umum. Hal ini penting karena uji coba skala besar menolong mengurangi penyebaran. Deteksi dini bisa membatasi jumlah orang tertular COVID-19.
Apakah metode baru ini lebih efektif dibandingkan metode tes virus corona yang tradisional? Hal ini masih perlu dilihat saat aplikasi itu dirilis. Tapi aplikasi sejenis ini seharusnya tidak digunakan untuk menggantikan tes medis. Tapi sebagai bentuk peringatan, jadi jika seseorang terdeteksi terinfeksi virus oleh aplikasi itu, dia seharusnya memeriksakan diri secara medis.