Solo — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang membatasi layanan kesehatan karena sejumlah pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19. Pembatasan layanan diberlakukan sejak Senin (9/11) hingga Jumat (13/11).
“Pelayanan emergency tetap jalan,” kata Direktur Utama RSUD Ngipang, Willy Handoko, Minggu (8/11).
Menurut pengumuman yang diunggah akun instagram resmi RSUD ngipang, rumah sakit milik Pemkot Solo itu untuk sementara tidak membuka layanan poliklinik, rawat jalan, rawat inap, operasi, dan persalinan. Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun hanya melayani korban kecelakaan.
Willy membantah pembatasan layanan tersebut dilakukan karena adanya pegawai yang tertular Covid-19.
“Tidak ada apa-apa. Kita cuma penataan karyawan, butuh waktu. Kita juga sedang ada kegiatan di luar kota,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Satgas Covid-19 Kota Solo, Ahyani membenarkan adanya pegawai RSUD Ngipang yang tertular Covid-19.
“Jumlahnya banyak. Ada 20-an lebih,” katanya.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo itu, kasus pertama di RSUD Ngipang pertama kali teridentifikasi tiga hari yang lalu. Kemudian Satgas melakukan contact tracing secara masif di rumah sakit tersebut.
“Hasilnya baru keluar hari ini. Ini masih kita sisir datanya. Sejauh ini ada 20-an yang positif,” katanya.
Ahyani menegaskan Satgas tidak bisa memastikan dari mana para pegawai tersebut tertular Covid-19. Pasalnya, sebagian besar pegawai yang tertular berdomisili di luar kota. Tak menutup kemungkinan mereka tertular saat berada di rumah.
“Tidak harus di rumah sakit. Bisa jadi waktu interaksi dengan orang di luar, ternyata interaksi dengan OTG,” katanya.
Ia menambahkan semua pegawai yang tertular Covid-19 kecuali kasus awal tidak menunjukkan gejala sama sekali. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah sekitar yang menjadi tempat tinggal pegawai rumah sakit.
“Kita sudah notifikasi mereka bahwa ada warga mereka yang positif covid,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo