Jumat, Maret 31, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks





  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Solo dan Sekitar

Solo Menurut Kacamata Seorang Ekspatriat

by
18 Maret 2010 | 16:49
in Solo dan Sekitar, Sosok
Share on FacebookShare on Twitter

Solo – Sekitar dua tahun yang lalu, Daniel Micklem datang ke Indonesia untuk menjadi salah satu tenaga pengajar di English First (EF). Pria berkebangsaan Australia ini sebelumnya adalah seorang yang bekerja di dunia furniture. Baru di tahun 2008, Daniel memutuskan untuk hijrah ke Indonesia, tepatnya di Solo untuk mengajar.

Saat ditemui Timlo.net, Rabu (17/03), Daniel mengaku sudah mencintai dunia pendidikan bahasa inggris sejak dulu. Dia juga pernah mengajar saat menjadi relawan di negara kangguru itu. Ditanya soal kesulitan yang dihadapi saat bekerja di tanah air, Daniel pun menjawab, “Saya mengeluh dengan sistem birokrasi yang ada di sini. Tahapannya sangat panjang.” Lebih lanjut ia bercerita, jika di negaranya untuk mengurus imigrasi ada langkah 1,2, dan 3, di sini proses yang dilalui mungkin sampai langkah ke 20.

BacaJuga

Liliek Setiawan, Pengusaha yang Gemar Berbagi Ilmu

Tradisionalitas Yang Tak Terlupakan

Tara McGowen dan Pengalamannya di Indonesia

Akan tetapi, pria yang juga doyan makan nasi liwet ini menilai bahwa ia sangat menikmati bekerja di Indonesia. Ia merasa mempunyai tim yang solid di tempatnya bekerja. Laki-laki yang berumah tinggal di Pajang ini juga sangat menyayangkan keadaan tempat wisata di Solo yaitu Taman Balekambang, yang terkadang kotor dengan sampah yang dibuang sembarangan. “Masyarakat di sini perlu memulai untuk membuang sampah pada tempatnya, dan tidak mengotori ruang publik yang pada awalnya bersih dan indah demi kenyamanan bersama.”, tambahnya.     

Tags: ef

Previous Post

HMTM dan Timbul Jaya Motor Gelar Servis Murah

Next Post

Awas, Bahaya Junk Food

Berita Terkait

Liliek Setiawan, Pengusaha yang Gemar Berbagi Ilmu

2 Oktober 2013

Tradisionalitas Yang Tak Terlupakan

22 April 2010

Tara McGowen dan Pengalamannya di Indonesia

19 Maret 2010

Mall Untuk Pameran Pendidikan

6 Maret 2010
Next Post

Awas, Bahaya Junk Food

Terkini

Nokia Perkenalkan Pure UI, Bahasa Desain Tampilan Antarmuka Baru

Nokia Perkenalkan Pure UI, Bahasa Desain Tampilan Antarmuka Baru

31 Maret 2023
iOS 17 Akan Dirilis pada 5 Juni 2023

iOS 17 Akan Dirilis pada 5 Juni 2023

31 Maret 2023
Wapres Maruf Amin: Pembatalan Piala Dunia U-20 Tak Berarti Kiamat

Wapres Maruf Amin: Pembatalan Piala Dunia U-20 Tak Berarti Kiamat

31 Maret 2023
Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Fadli Zon: FIFA Tak Konsisten

Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Fadli Zon: FIFA Tak Konsisten

31 Maret 2023
Wanita Penjual 100 Kg Bahan Mercon Diamankan Polisi, Sang Pacar Buron

Wanita Penjual 100 Kg Bahan Mercon Diamankan Polisi, Sang Pacar Buron

31 Maret 2023







  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved