Timlo.net — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya akan melakukan pemetaan terhadap sejumlah momen acara yang berpotensi terjadi kerumunan. Menurutnya, acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan tidak akan dapat izin.
“Kita udah siapin (antisipasinya). Masih ada (acara potensi kerumunan), yang misalnya Maulid Nabi, akan ada Natal, mungkin perayaan di luar itu adalah Tahun Baru,” kata Gubernur Ganjar Pranowo, usai rapat penanganan Covid-19 di kantornya, Semarang, Senin (16/11).
Dilansir laman humas.jatengprov.go.id, Ganjar mengatakan untuk mengantisipasi kerumunan pihaknya berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah terkait izin yang dikeluarkan.
“Kalau dari kepolisian, kalau tidak dibatasi tidak akan diizinkan. Jadi clear, termasuk yang kemarin tanya saya di Pekalongan,” tegas Ganjar.
Selain itu, Ganjar mengaku setuju saat ditanya soal usulan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang meminta agar libur panjang Natal dan Tahun Baru 24-31 Desember ditunda.
“Setuju (Libur panjang ditunda),” tandas Ganjar.
Diinformasikan, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Faqih menyarankan penundaan libur panjang Natal dan Tahun Baru pada 24 Desember-31 Desember, karena berpotensi mengulang rekor Covid-19 seperti terjadi usai libur panjang akhir Oktober lalu.
Selain memicu mobilitas warga yang tinggi, Ia menyebut liburan bisa membuat masyarakat abai pada protokol kesehatan memakai masker-menjaga jarak-mencuci tangan (3M).
Editor : Marhaendra Wijanarko