Solo – Komunitas Pramekers Joglo (KPJ) secara terang-terangan menolak adanya kebijakan untuk menaikkan tarif penumpang Prambanan Ekspres (Prameks). KPJ yang merupakan sebuah komunitas para pengguna layanan transportasi Pramex baik dari Jogja maupun Solo mewakili seluruh masyarakat pengguna kereta api Pramex menolak kebijakan Kadaop VI Yogyakarta berkaitan dengan rencana kenaikan harga tiket KA. Pramex jurusan Solo-Kutoarjo.
Hal tersebut seperti release yang diterima oleh Timlo.net, yang berkenaan dengan aksi KPJ yang menolak tentang kenaikan tarif penumpang. Ada beberapa alas an menurut KPJ yang menolak kenaikan tarif, yaitu mengenai faktor ketepatan waktu, keamanan, kenyamanan, dan pelayanan yang dirasa cukup kurang sebanding dengan nominal tarif Pramex. Selain itu, ada beberapa poin yang dikeluarkan KPJ seperti : banyak penumpang yang berdiri tidak dapat tempat duduk, KA. Pramex masih sering terlambat baik keberangkatan maupun kedatangannya, fasilitas KA. Pramex sudah banyak yang rusak/tidak berfungsi, seperti banyak footstep yang rusak( pijakan kaki), sehingga menyulitkan penumpang khususnya wanita untuk naik maupun turun kereta. Kaca pintu dan jendela banyak bolong, sehingga jika hujan air masuk kedalam gerbong, dan pada siang hari penumpang kegerahan ini dikarenakan sebagian besar jendela rusak tidak berfungsi.
Selain fasilitas diatas juga mengenai kipas angin dan cendela yang tidak bisa dibuka sehingga mengakibatkan penumpang kegerahan. Pegangan tangan untuk penumpang berdiri banyak yang rusak/hilang.Dan terutama mengenai beberapa kali KA.Pramex mogok dijalan atau bahkan tidak jalan dan dipindah ke KA. lain.
Menurut Koordinator KPJ, Eko Setyanto sebagai perwakilan yang mengungkapkan pihak manajemen KA. Pramex tidak bisa menjelaskan alasan kenaikan tarih, tidak mempunyai dasar hukum yang jelas, tidak memeliki dasar perhitungan yang jelas, akurat, transparan dan masuk akal (tidak mempunyai dasar hukum yang kuat).