Karanganyar — Kelompok batik dan UMKM di Desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar mendapat pelatihan digital marketing produk batik, Kamis (19/11). Pelatihan ini untuk mengangkat potensi batik di Desa Girilayu sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Saat ini pelatihan pemasaran digital diikuti 34 orang. Para peserta ini nantinya akan mendapat pendampingan dari tim sekolah pemasaran digital,” kata Camat Matesih Ardiansyah dalam sambutannya.
Workshop digital marketing batik Girilayu secara resmi dibuka Bupati Karanganyar Juliyatmono. Turut mendampingi Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto dan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Solo Bambang Pramono, CEO Markplus Hermawan Kertajaya serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompinca) Matesih.
Ardiansyah mengatakan banyak warga perajin batik. Sehingga dibutuhkan kreativitas untuk mengenalkan potensi batik di Girilayu. Salah satunya dengan menggelar pelatihan pemasaran secara digital bagi perajin dan pelaku UMKM batik di Girilayu. Pelatihan mulai dari produksi, branding dan pemasaran.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengapresiasi adanya pelatihan pemasaran digital baik pelaku batik dan UMKM di Girilayu. Menurutnya perlu adanya terobosan untuk mengangkat batik asal Girilayu. Apalagi batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.
“Era pemasaran saat ini banyak secara digital. Pelaku UMKM di Girilayu harus menyesuaikan dengan zaman agar batik Girilayu dikenal secara nasional hingga internasional,” ujarnya.
Sementara itu Bambang Pramono Kepala Bank Indonesia Perwakilan Solo akan menyalurkan program CSR bagi pelaku UMKM dan batik Girilayu. Hal ini sebagai bentuk dukungan agar industri batik di Girilayu tetap eksis dan dikenal daerah lain.
Sehingga ekonomi masyarakat sekitar dapat menggeliat. Apalagi batik merupakan karya seni dan identitas bangsa.
“Penyaluran CSR dan pendampingan akan kita berikan pada pelaku UMKM dan kelompok batik disini. Karena selain memiliki nilai seni dan budaya, batik juga memiliki potensi nilai ekonomi,” ucapnya.
Editor : Wahyu Wibowo